REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga Kampung Cigalontang, Desa Jayapura, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya mesti menempuh jarak sampai dua kilometer guna mendapat pasokan air bersih. Warga berjalan kaki dari permukiman hingga kolam penampungan sumber air di bagian belakang kampung.
Salah satu warga, Abas Basri (48 tahun) mengatakan kebiasan itu sudah berlangsung sejak dua bulan ini. Penyebabnya sumur warga mengalami kekeringan parah karena musim kemarau berkepanjangan.
Berdasarkan penuturannya, setiap pagi dan sore, ratusan warga membawa jeriken dan ember untuk menampung air secara bergiliran. Mereka membawa air tersebut dengan cara dijinjing atau dipanggul. "Ya di sini dari dulu memang susah air. Apalagi kalau kemarau panjang seperti ini. Pasti banyak warga yang antre ngambil air di kolam yang cukup jauh," katanya pada wartawan, Jumat (8/9).
Kolam sumber air yang terletak di bagian belakang kampung menjadi sumber air terdekat yang jadi primadona bagi warga disana. Ia menyebut ratusan warga di lima RT yang berada di kawasan RW 03, Desa Jayapura mengandalkan sumber air itu.
Ia menceritakan kebiasaan mengambil air di kolam bukan hanya terjadi pada musim kemarau tahun ini. Ia mengingat kebiasaan serupa pernah dilakukan ketika kemarau panjang pada 2015.
"Kami berharap semoga musim kemaraunya cepat selesai. Sumur-sumur warga udah kering semua. Sekarang debit air di kolam juga menyusut. Kalau hujan, insya Allah sumur-sumur warga di sini bisa terisi lagi," ujarnya.