REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhutanan Sosial (PS) terus didorong pemanfaatannya bagi masyarakat. Sebab, hutan bukan hanya memberi hasil kayu tapi juga komoditas lain seperti pertanian.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono mengatakan, selain pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan juga bisa memanfaakan hutan sosial ini.
"Itu yang namanya pertanian terintegrasi berbasis masyarakat," ujarnya saat ditemui pada acara Agrinex Expo ke-12 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat, Jumat (7/9).
Generasi milenial dan petani muda diharapkan tidak hanya bekerja di lahan pertanian yang ada tapi juga mau memanfaatkan kawasan hutan. Namun, bukan hanya mengintegrasi antara hulu hingga hilir, akses pasar juga perlu menjadi jaminan bagi para petani.
Ia menambahkan, adanya Agrinex Expo menjadi salah satu upaya menghadirkan pasar bagi petani di perhutanan sosial. Program perhutanan sosial berada di bawah KLHK. KLHK menargetkan 4,3 juta hektare pada 2019.
"Jadi tahun ini sekitar dua koma sekian juta hektare sampai Desember," katanya.
Dalam kesempatan tersebut ia mengapresiasi gelaran Agrinex yang diadakan pada 7 hingga 9 September 2018. Sebab, cara tersebut merupakan pemerdayaan para petani sekaligus mensosialisasikan produk-produk pertanian di tanah air.
"Banyak hal baru terkait teknologi dan inovasi di pertanian kita," kata dia.
Ketua Agrinex Expo Rifda Ammarina mengatakan, keberadaan Agrinex bukan hanya membuka pasar bagi para pelaku UKM pertanian tapi juga mendorong munculnya teknologi-teknologi baru di pertanian, adanya pelaku usaha baru dan mengembangkan semakin banyaknya petani yang memiliki gagasan.
"Ini hal-hal yang kita dorong," ujar dia.