REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno menilai, saat ini Indonesia membutuhkan suara-suara positif untuk mengatasi pelemahan nilai tukat rupiah. Sandi tidak ingin kondisi saat ini diperburuk dengan kegaduhan politik.
Sandiaga mengatakan, dukungan positif diperlukan untuk membantu meringankan kondisi ekonomi saat ini. Dirinya yakin, pemerintah memiliki kiat-kiat tersendiri secara teknis untuk menguatkan nilai tukar rupiah. Karena itu, tak perlu membebani pemerintah dengan kegaduhan politik.
"Saya tidak ingin membebani dengan tambahan noise. Kita akan pisahkan politik sama bisnis," katanya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (6/9).
Meski begitu, Sandiaga mengingatkan semua pihak untuk waspada. Jangan sampai, kata dia, pelemahan ini menimbulkan satu gelombang pemutusan hubungan kerja, menghantam sendi-sendi perekonomian rakyat, khususnya harga-harga bahan pokok.
"Jangan sampai ini ada pelambatan yang nantu membebani anggaran negara," ujarnya.
Sandi berharap, semua elemen masyarakat dapat bersatu untuk membantu bangsa ini keluar dari masalah perekonomian yang saat ini melanda. Pasalnnya, sektor ekonomi harus terus bergerak. Dengan begitu, lapangan kerja dapat tercipta dan harga-harga kebutuhan hidup menjadi terjangkau.
Menurutnya, salah satu cara membantu adalah dengan gerakan menukar dolar ke rupiah. Ia mengatakan, gerakan yang dilakukannya itu mulai memberikan hasil positif. "Alhamdulillah agak jinak sekarang ini rupiahnya. Kita apresiasi sekali keadaan ekonomi yang sekarang," kata dia.
Namun, semua itu merupakan pandangan pribadi Sandiaga sebagai bakal cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemiliham Umum Presiden (Pilres) 2019. Sementara itu, ia mengatakan, koalisi partai pendukungnya belum menyampaikan sikap resmi terhadap pelemahan nilai tukar rupiah saat ini.
"Rencana besok akan ada pertemuan dari pimpinan partai koalisi, dan akan disampaikan pandangan resmi dari koalisi tentang keadaan ekonomi terkini," kata dia.