REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Partai politik (parpol) koalisi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberikan dukungan kepada pemeritahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, dalam mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Koalisi Prabowo-Sandi menegaskan, tidak akan menjadikan kondisi ini untuk alat kampanye.
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Faldo Maldini mengatakan, anjloknya nilai rupiah tidak serta merta dijadikan alat kampanye bahkan menyerang pemerintahan saat ini. Faldo menilai, pejawat perlu diberi dukungan penuh agar fokus menangani masalah nilai rupiah yang tengah melanda ekonomi nasional.
"Politik kami tidak sepragmatis itu. Meskipun dalam kampanye sekalipun kita harus percayakan kepada pemerintah," kata Faldo saat dihubungi, Kamis (6/9).
Kurs Tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, pada Kamis (6/9) rupiah rata-rata diperdagangkan sebesar Rp 14.891 per dolar AS. Level itu sedikit menguat dibanding perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 14.927 per dolar. Sementara itu, di pasar spot, mengutip Reuters, nilai rupiah terhadap dolar sebesar Rp 14.865.
Menurut PAN, pemerintah harus bekerja sekeras mungkin di tengah situasi yang sangat sulit. Indonesia harus keluar dan tahan terhadap badan ekonomi global yang tengah bergejolak. Prtai pengusung Prabowo-Sandi berharap Indonesia bisa keluar sesegera mungkin dari krisis saat ini.
"Sebab, ini bahaya sekali dan dampaknya sangat luas. Kasihan masyarakat yang terkena dampak," jelasnya.
Ketua Departemen Politik DPP PKS Pipin Sopian mengatakan hal senada. Menurut Pipin saat ini bukan saatnya untuk mencuri momen demi meningkatkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga. Pemerintah, dunia usaha, serta masyarakat harus bersatu untuk menyelamatkan rupiah. "Ini waktunya kita untuk bersatu," ucapnya.