Kamis 06 Sep 2018 18:21 WIB

'Gelorakan Semangat Peduli Disabilitas dari Kota Bengawan'

Pawai obor Asian Para Games akan melewati delapan kota sampai Jakarta.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Atlet Paragames, Jaenal Aripin (tengah) bersama Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari (kedua kanan) membawa lentera api pada Pawai Api Obor Asian Para Games 2018 di Solo, Jawa Tengah.
Foto: Antara.
Atlet Paragames, Jaenal Aripin (tengah) bersama Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari (kedua kanan) membawa lentera api pada Pawai Api Obor Asian Para Games 2018 di Solo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Semangat perhelatan Asian Games 2018 masih terasa di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Kini semangat tersebut kembali digelorakan lewat perhelatan Asian Para Games 2018.

Semangat kepedulian terhadap penyandang disabilitas digelorakan mulai dari Kota Bengawan lewat pawai obor. Kota Solo, Jawa Tengah, menjadi lokasi pertama pawai obor dari delapan kota yang akan disinggahi. Api abadi telah diambil dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, Rabu (5/9).

Api tersebut diarak di Solo menggunakan lentera dari Kantor National Paralympic Committee (NPC) di Jebres menuju Balai Kota Solo. Pawai lentera tersebut diikuti oleh ratusan peserta. Pawai lentera dimeriahkan oleh barisan drum band, dan barisan pembawa bendera dari 41 negara yang berpartisipasi di Asian Para Games 2018.

Di depan Balai Kota Solo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, menunggu rombongan pawai lentera. Selanjutnya, Puan menerima lentera dari Wakapolda Jateng Kombes Pol Ahmad Lutfi. Kemudian lentera tersebut diserahkan oleh Puan kepada Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo di Balai Kota Solo.

Ketua Indonesian Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC), Raja Sapta Oktohari, mengatakan, semarak Asian Para Games diawali di Kota Solo sebagai pabriknya prestasi olahraga Indonesia. Lapangan olahraga pertama kali adanya di Solo.

Bahkan, klub sepakbola di Solo telah berdiri sebelum adanya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). "Kami melaksanakan kegiatan pertama ini mengambil api dari Mrapen dan mengarak di kota pertama di Solo. Saya ingin mengajak masyarakat mengelorakan semangat peduli disabilitas," terang Raja Sapta, dalam sambutannya di acara tersebut.

Ia menambahkan, torch relay atau pawai lentera diawali di Solo. Kemudian, obor pertama akan dinyalakan di Ternate bersamaan dengan perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas). Selanjutnya, pawai obor dilaksanakan berturut-turut di Makassar, Bali, Pontianak, Medan, dan Pangkal Pinang. "Setelah itu, api kita antar ke Jakarta diteruskan ke pembukaan Asian Para Games 2018 di Gelora Bung Karno pada 6 Oktober 2018," ujarnya.

Menko PMK, Puan Maharani, mengatakan, pawai obor atau torch relay akan melewati delapan kota sampai Jakarta. Kemudian pada 6 Oktober akan dilakukan pembukaan Asian Para Games 2018. Perhelatan akbar tersebut akan dihadiri 5.000 atlet, official dan pelatih. Asian Para Games 2018 akan dihadiri 41 negara yang akan mengirim atlet untuk mempertandingkan 18 cabang olahraga.

Nantinya, semua fasilitas yang telah dipakai untuk Asian Games akan diubah untuk digunakan atlet disabilitas. "Di Solo kita mulai torch relay yang akan mengitari delapan kota. Maskotnya Momo elang bondol, burung yang ada di DKI. Ini untuk memotivasi pergerakan atlet disabilitias untuk selalu bergelora semangatnya," ungkap Puan.

Pertandingan Asian Para Games digelar di dua provinsi yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat. Menurut Puan, suksesnya Asian Games bisa terjadi karena gotong royong masyarakat Indonesia yang turut berpartisipasi. Asian Para Games diakui memang hanya sepertiga dari asian Games.

Namun, semangat dan suksesnya diharapkan seperti Asian Games dengan skala lebih kecil. "Hari ini pawai obor di Solo saya sudah melihat ada semangat yang memotivasi para atlet disabilitas," imbuh Puan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement