Kamis 06 Sep 2018 16:45 WIB

Harga Bawang Merah Anjlok, Petani Cirebon Merugi

Panen raya menyebabkan turunnya harga bawang merah.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Buruh tani menata bawang merah usai dipanen.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Buruh tani menata bawang merah usai dipanen.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga bawang merah di tingkat petani di Kabupaten Cirebon, anjlok. Penyebabnya masa panen raya yang berlangsung di berbagai daerah.

‘’Harga bawang merah sekarang parah,'' keluh seorang petani bawang merah di Desa Silih Asih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, Rois, Kamis (6/9). Rois menyebutkan, harga bawang merah di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp 7.000–Rp 8.000 per kilogram. Padahal, untuk mencapai break event point (BEP), harga bawang merah di tingkat petani semestinya minimal Rp 15 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk memperoleh keuntungan, maka harga bawang merah di tingkat petani semestinya di atas Rp 15 ribu per kilogram. Rois mengatakan, modal yang dikeluarkan untuk penanaman bawang merah di musim kemarau kali ini mencapai sekitar Rp 120 juta per hektare. Modal tersebut untuk membeli bibit, pengolahan tanah, pupuk, obat semprot hama maupun upah pekerja.

Di musim kemarau seperti sekarang, para petani pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengairan. Pasalnya, lahan mereka kekurangan pasokan air.

‘’Modal yang saya keluarkan sudah besar. Tapi saat panen, harganya malah jatuh. Jadi tidak balik modal,’’ tutur Rois.

Rois menerangkan, jatuhnya harga bawang merah disebabkan masa panen raya yang terjadi secara bersamaan di berbagai daerah. Tak hanya di Cirebon, namun panen raya juga terjadi di daerah-daerah lain di luar Pulau Jawa.

Rois mengakui, hasil panen pada musim tanam kali ini sedang meningkat. Pasalnya, saat musim kemarau, tanaman bawang merah bisa tumbuh dengan baik.

Rois menyebutkan, hasil panennya kali ini mencapai 10-11 ton per hektare. Padahal biasanya, hasil panen hanya berkisar tujuh sampai delapan ton per hektare. ‘’Dengan produksi yang tinggi, kerugian jadi sedikit tertutupi,’’ kata Rois.

Sementara itu, kerugian serupa akibat anjloknya harga bawang merah juga dialami petani bawang merah lainnya, Nurkholis. Dia pun mengaku sudah mengeluarkan modal yang besar pada musim tanam kali ini. ''Utang ke kios (pertanian) jadi tidak bisa terbayar lunas,'' kata Nurkholis.

Nurkholis menjelaskan, selama masa tanam, dirinya berutang pupuk dan obat-obatan untuk tanaman bawang merah ke kios pertanian. Utang itu biasanya dibayar saat panen.

Namun, akibat harga bawang yang anjlok saat panen, utang tersebut baru bisa terbayar separuhnya. Sedangkan sisanya, akan dibayar saat musim panen pada tanam berikutnya.

‘’Boleh seperti itu. Tapi harus ada jaminan barang ke pemilik kios,’’ tandas Nurkholis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement