Kamis 06 Sep 2018 05:05 WIB

Mengapa GP Ansor Curigai Ustaz Somad 'Ditunggangi' HTI?

GP Ansor meminta kepolisian mempertimbangkan ceramah Ustaz Abdul Somad.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andri Saubani
Ustaz Abdul Somad  saat menyampaikan ceramah di Masjid Baitussalam, Serpong, Tangerang, Rabu (11/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad saat menyampaikan ceramah di Masjid Baitussalam, Serpong, Tangerang, Rabu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Gerakan Pemuda (GP) Ansor mengakui telah meminta kepada pihak kepolisian untuk mempertimbangkan kegiatan ceramah Ustaz Abdul Somad di Jepara, Jawa Tengah. Belum diketahui, apakah permintaan GP Ansor ini menjadi salah satu alasan Somad membatalkan rangkaian ceramahnya di beberapa daerah di Jawa Tengah.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Choli Qoumas mengungkapkan sejumlah alasan. GP Ansor menilai, dalam beberapa ceramah yang disampaikan UAS terdapat ajakan-ajakan untuk menegakkan khilafah.

Selain itu, menurut Yaqut, terdapat ceramah UAS yang justru mencibir salah satu tokoh syuriah PBNU. Di samping itu, Yaqut menilai, terdapat ceramah UAS yang terkesan mengajak warga NU untuk melawan kepengurusan PBNU yang sah dengan mengikuti tokoh-tokoh NU tertentu.

“Catatan-catatan ini yang menjadi dasar Ansor di Jepara menyampaikan permohonan ke kepolisian untuk mempertimbangkan kembali kehadiran UAS di sana. Artinya jika pihak kepolisian tetap memperbolehkan, ya kita persilakan saja. Wong kami semua ngerti aturan, nggak mungkin bertindak sendiri,” tutur Yaqut kepada Republika pada Rabu (5/9).

Lebih dari itu, Yaqut pun mengatakan, GP Ansor keberatan terhadap manajemen UAS yang menggunakan simbol-simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai organisasi yang telah dilarang di Indonesia. Kendati demikian, Yaqut menegaskan pihaknya tak pernah menolak adanya kegiatan ceramah UAS. Namun, hanya memberikan pertimbangan kepada kepolisian.

“Jepara itu salah satu basis NU di Jateng, jika tim manajemen UAS mendatangkan petugas dengan menggunakan simbol-simbol HTI, apa ini bukan memancing namanya?” tuturnya.

Yaqut mengatakan, tindakan Ansor dengan melayangkan surat pertimbangan kepada kepolisian sebagai bentuk dari peringatan kepada pemerintah agar lebih peka terhadap upaya-upaya yang hendak merusak negri. “Soal bagaimana UAS mengoreksi diri itu dil uar kemampuan saya, belajar dari masa lalu silakan,” katanya.

GP Ansor juga menilai, ceramah Ustaz Somad 'ditunggangi' oleh organisasi kemasyarakatan yang telah dilarang keberadaannya di Indonesia, yakni HTI. Atas alasan tersebut, menurut Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Mujiburrohman GP Ansor Jepara mengeluarkan pernyataan sikap ketika UAS hendak menggelar kegiatan ceramah di Ponpes Alhusna Mayong Kabupaten Jepara pada 1 September lalu.

“Hati hati, itu sebagai kehati-haitan jangan sampai ceramahnya atau roadshow UAS ini, jangan samapai 'ditunggangi' eks HTI, bukan melarang, menjegal, apalagi mempersekusi,” tutur Mujiburrohman kepada Republika, Rabu (5/9).

Dalam surat pernyatan sikap itu, GP Ansor Jepara meminta Polri secara tegas dan ekstra untuk mengawasi roadshow UAS dan mencegah terjadinya konsolidasi eks HHTI, tidak boleh ada atribut, kampanye, yel-yel, bendera dan lainnya yang berkaitan dengan HTI.

Selain itu, GP Ansor Jepara meminta Polri untuk memastikan dalam kegiatan ceramah UAS terdapat bendera merah putih dan didahului dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. GP Ansor juga berkomitmen untuk menjaga kondusivitas daerah dan berbagai ideologi yang merongrong keutuhan NKRI.

“Diindikasikan begitu, karena krunya itu menggungakan simbol-simbol HTI, lafaz laillahaillallah itu memang betul yang tertinggi dalam agama. Ini akan menjadi bahan gorengan dikira kita tak menghormati lafaz tersebut, tapi kalau sudah menjadi bendera sudah beda lagi,” katanya.

Kendati demikian, ia menegaskan GP Ansor Jateng tak pernah melakukan pelarangan terhadap ceramah UAS bahkan mengancam dan mengintimidasi alumni Universitas Al Azhar Kairo Mesir itu. Mujib berpendapat, agar UAS melapor kepada polisi jika merasa ada ancaman dan intimidasi yang ditujukan kepadanya.

“Ansor itu didirikan 11 tahun sebelum Indonesia merdeka itu salah satu tujuannya untuk dakwah Islam ahlisunnah wal jamaah nahdiyah. Maka ketika ada dakwah, rasanya tak mungkin sekali dihaling-halangi, dilarang, dipersekusi,” tuturnya.

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqqodas meminta setiap pihak tak memperkeruh suasana dengan menuduh adanya organisasi tertentu yang menunggangi kegiatan ceramah Ustaz Somad. Ia khawatir tuduhan-tuduhan tersebut justru akan mengganggu persatuan terutama dikalangan umat muslim.

“Kalau itu sikap seperti itu didasarkan kepada asumsi-asumsi dan tidak didukung dengan bukti kan itu tidak menyelesaikan masalah, justru memunculkan masalah memperparah disintergrasi sesama kekuatan masyarakat sipil,” tutur Busyro di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah pada Selasa (4/9).

Baca juga:

photo
Rentetan Penolakan Ceramah Ustaz Somad

Soal tuduhan dirinya menjadi corong HTI, Ustaz Somad telah berulang kali membantahnya. Kepada Republika, pada akhir Juli lalu, Somad menyatakan, tuduhan itu tidak valid tetapi terus dialamatkan kepadanya.

“Tuduhan radikal, (corong) HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), dan lain-lain itu sudah lama diklarifikasi,” kata Ustaz Abdul Somad melalui pesan singkat.

Dai lulusan Universitas al-Azhar (Mesir) itu menjelaskan, ceramah-ceramahnya tidak pernah bertentangan dengan prinsip-prinsip persatuan dan kebangsaan. Bila tudingan anti-NKRI benar adanya, mustahil unsur-unsur pemerintah, kepolisian, atau TNI belum lama ini memintanya hadir mengisi sejumlah kajian.

Melalui rekaman videi singkat, Somad kemarin menyampaikan permintaan maaf kepada jamaah Masjid Riyadul Jannah (MRJ) Simo, Boyolali atas pembatalan jadwal ceramahnya. Dalam video berdurasi 1 menit 31 detik itu, UAS meminta maaf karena tidak bisa memenuhi undangan panitia MRJ yang menggagas berlangsungnya kegiatan ceramah pada 18 September mendatang.

"Saya mohon maaf karena tidak dapat hadirnya ke masjid dan memenuhi undangan jamaah sekalian, seperti yang sudah saya jelaskan dalam beberapa tulisan tentang situasi keamanan, tentang beberapa hal yang terjadi belakangan ini. Tapi, insya Allah suasana tenteram damai Allah Ta'ala memberikan kesempatan, insya Allah bisa berjumpa,” kata Somad dalam video yang diterima Republika dari pengurus MRJ pada Rabu (5/9).

Somad juga menyampaikan permohonan agar jamaah senantiasa mendoakannya. Somad juga mengajak jamaah agar tetap menjaga silaturahim dan tetap menyaksikan ceramah-ceramahnya melalui saluran televisi maupun dunia maya.

"Orang beriman walaupun tidak ketemu bertatap muka, tapi dalam doa. Memohonkan ampun kepada Allah, dan terakhir semoga Tuhan berikan kita istiqamah," kata Somad.

[video] Tiga Perubahan Hidup Ustaz Abdul Somad

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement