Rabu 05 Sep 2018 17:50 WIB

BMKG Ungkap Telah Lakukan Tiga Inovasi

Inovasi agar informasi becana dan cuaca semakin mudah didapatkan masyarakat

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Pantauan cuaca BMKG.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho
Pantauan cuaca BMKG.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus melakukan pembaruan untuk memberikan informasi bencana dan cuaca. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan pihaknya melakukan tiga inovasi agar informasi becana dan cuaca semakin mudah didapatkan masyarakat luas.

Inovasi yang pertama dilakukan adalah peringatan dini tsunami. Dwikorita mengatakan, sebelumnya peringatan dini tsunami baru bisa dikabarkan dalam waktu lima menit setelah terjadi gempa. Saat ini, peringatan dini tsunami bisa dikabarkan dalam waktu tiga hingga lima menit.

"Dengan adanya inovasi tadi, lima menit itu persingkat jadi tiga sampai lima menit. Bahhkan untuk yang lombok 29 Juli 2018 kemarin, dalam catatan kami peringatan dini kami sampaikan 2,39 detik," kata Dwikorita, di Media Center BMKG, Selasa (4/9).

Selanjutnya, Dwikorita mengungkapkan peringatan dini kebakaran lahan hutan juga diperbarui. Sebelumnya, BMKG memiliki dua satelit yakni Terra dan Aqua namun membutuhkan waktu cukup lama. Oleh karena itu, BMKG menambahkan lagi Satelit Himawari yang dapat memberikan data terbaru setiap 10 menit sekali.

Bahkan, Dwikorita mengatakan, pada malam hari Satelit Himawari juga bisa mendeteksi titik panas, tidak seperti Satelit Terra dan Aqua. Melalui inovasi dari staf-staf muda BMKG, algoritma matematis dapat mengubah data cuaca menjadi muncul titik-titik panas.

"Tapi dengan matematis pengolahan, kita bisa malam hari juga tahu titik-titik panasnya," kata dia.

Inovasi yang terakhir yakni aplikasi Info BMKG. Aplikasi tersebut kini dapat diatur lebih tepat tempatnya setelah sebelumnya hanya bisa paling sempit mendeteksi cuaca di kabupaten. "Biasanya presisi ketelitiannya kan level kabupaten. Tapi saat ini bisa kita customize presisinya itu bisa untuk level venue, misalnya untuk olah raga paralayang kan lokasinya bisa berbeda, jadi lebih presisi prakiraan cuacanya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement