Rabu 05 Sep 2018 08:19 WIB

Politikus PAN: Ustaz Somad tak akan Ganggu Kekuatan Politik

Ustaz Somad konsisten di jalur dakwah sehingga tidak perlu ada persekusi.

Rep: Amri Amrullah, Hasanul Rizqa/ Red: Andri Saubani
Ustaz Abdul Somad
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay menegaskan Ustaz Abdul Somad (UAS) sudah menunjukkan konsistensinya di jalur dakwah dan tidak akan terjun ke dunia politik praktis. Karena itu, menurut Saleh, tak perlu ada penolakan dan intimidasi terhadap UAS.

Ia menganggap, pilihan UAS yang konsisten di jalur dakwah ini, tidak akan akan mengganggu kekuatan politik yang telah ada. Kalaupun hasil ijtima' ulama mengusulkan nama UAS sebagai cawapres Prabowo, bukan berarti Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menyenanginya.

"Lagian, UAS kan tidak mau (terjun ke politik praktis). Kalau persekusi dan intimidasi itu ada hubungannya dengan itu, dengan penolakan UAS jadi cawapres semestinya telah mendinginkan suasana pengusulan calon tersebut," kata Saleh kepada wartawan, Rabu (5/9).

Saleh juga yakin, Presiden Jokowi akan sangat menyenangi ceramah UAS. Sehingga dalam demokrasi, meski ada fenomena perbedaan politik, tetap menjaga hubungan seperti ini adalah hal biasa dan sangat lumrah.

Karena itu Saleh mempertanyakan sebenarnya apa motif kelompok yang menolak dan mengintimidasi kehadiran UAS ini. Sebab seharusnya tidak ada masalah, karena UAS tidak terjun ke kekuatan politik manapun. Umat Islam tinggal menatap ke depan bagaimana agar pilpres bisa berlangsung dengan baik, jujur, dan adil.

“Tidak jelas alasan dan motif pihak-pihak yang melarang dan melakukan persekusi tersebut. Alih-alih, semestinya semua pihak berterima kasih atas konsistensi UAS di jalur dakwah. Apalagi, isi ceramahnya selama ini selalu baik dan tidak memihak," ujar Saleh.

Untuk alasan ini, Saleh berharap aparat kepolisian bersikap proaktif menelusuri motif dari pelaku persekusi dan intimidasi terhadap UAS. Dengan begitu, aparat kepolisian kelihatan benar-benar melakukan tugasnya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. "Ini harus diusut tuntas," katanya.

Ustaz Abdul Somad mengungkapkan, dia tidak berencana melaporkan pihak-pihak tertentu yang mengintimidasinya ke polisi. Menurutnya, pelbagai upaya hukum yang pernah dilakukannya hanya berujung ketidakjelasan sejauh ini.

“Tidak (berencana melapor ke polisi). Saya mau tenang saja. Capek. Dugaan persekusi Bali belum selesai-selesai (penanganannya),” kata Ustaz Abdul Somad saat dihubungi, Selasa (4/9).

Kasus yang dimaksud adalah kejadian pada 8 Desember 2017 ketika ratusan simpatisan Laskar Bali menggeruduk hotel tempat dai tersebut menginap di Denpasar. Beberapa hari kemudian, pimpinan organisasi tersebut meminta maaf kepada Ustaz Abdul Somad atas kejadian yang tidak menyenangkan itu.

Walaupun permohonan maaf sudah diterima, pada 11 Desember 2017 sejumlah pihak tetap melaporkan kasus dugaan persekusi tersebut ke kepolisian. Sampai sekarang, kejelasan penyelesaiannya tidak kunjung menemukan titik terang.

Belum lama ini, alumnus S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu kembali menerima intimidasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bahkan, Ustaz Abdul Somad terpaksa membatalkan rencana ceramahnya pada sejumlah lokasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Bagaimanapun, dia enggan menyebut nama kelompok-kelompok yang berupaya menghalang-halangi safari dakwahnya di tiga provinsi itu.

photo
Rentetan Persekusi Terhadap Ustaz Somad

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement