REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemasangan kain jarring-jaring (waring) di permukaan Sungai Kali Sentiong atau kerap disebut Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat masih akan dilanjutkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan perhelatan Asian Games usai, bukan berarti kain itu lantas dilepas.
“Sejauh ini masih belum dicopot. Kan begini, bukan begitu Asian Games selesai langsung copot. Ini yang kita sedang siapkan, adalah solusi untuk airnya itu yang harus permanen. Dan selama itu masih bermanfaat ya kita tinggal dulu sampai nanti dirasa sudah (tidak bau lagi),” kata Anies di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (4/9).
Dia menjelaskan, pihaknya tak hanya fokus terhadap satu hal yang dianggapnya kecil yaitu permasalahan di Kali Item. Dia menilai masih ada permasalahan kesehatan sungai yang lebih besar yang harus dikerjakan.
Anies menuturkan, pembersihan sungai seharusnya dilakukan di semua titik-titik sungai yang kotor. Penanganan sungai yang sehat itu harus diketahui permasalahan dari hulu sungai. Tanpa ada pengolahan limbah yang baik mulai dari industri rumah, kata dia, maka pembersihan di bagian hilir bisa menjadi hal yang sia-sia.
Pembersihan sungai di bagian hilir yang terlihat rapi namun sesungguhnya, tidak menyelesaikan masalah. Sehingga, pihaknya akan mengupayakan solusi lain, seperti perbaikan instalasi pengolahan limbah (IPAL). Menurutnya, sebelumnya perbaikan itu hanya dilakukan pada 10 IPAL saja.
Anies mengatakan pihaknya akan membuat rencana lebih besar lagi, mengingat wilayah sungai di Jakarta yang perlu ditangani sangat luas. “Padahal masalah di Jakarta itu mulainya banyak tempat, justru kita bereskan lebih lengkap,” tuturnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengakui belum akan mencopot waring yang dipasang di Kali Item. Kebijakan itu masih akan diteruskan sampai ada instruksi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan untuk berhenti.
Selain pemasangan waring, Pemprov DKI akan mempertahankan kebijakan lain yang terkait. Misalnya, pemompaan, pemasangan nano bubble, maupun proses injeksi untuk microbiologinya. Ia belum memastikan kapan alat-alat tersebut dilepas.
Menurut Teguh, penanganan Kali Item dilakukan oleh Dinas SDA DKI Jakarta bersama Balai Besar Wilayah Ciliwung-Cisadane (BBWSCC). Masalah bau di kali itu dianggap telah tertangani dengan baik. Ia mengklaim tak ada lagi komplain mengenai bau sungai.
"Orang-orang saja yang bikin viral jadi bikin rame, bilang bau. Padahal di sana sudah enggak ada bau," kata Teguh.
Sementara itu, Direktur Walhi DKI Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi menyatakan Pemprov DKI Jakarta masih belum serius dalam menangani krisis sungai-sungai di DKI Jakarta. Hal itu dikatakannya, terkait dengan adanya penanganan Sungai Kali Item yang kemudian masih akan dilakukan penutupan waring hingga Asian Para Games 2018, hingga Oktober mendatang.
“Memang selama ini Pemerintah Jakarta sejak dulu, belum serius menangani krisis sungai-sungai di Jakarta,” kata Bagus.
Dia mengatakan, pemasangan waring bukan merupakan solusi yang dapat menyelesaikan masalah pencemaran. Solusi itu, kata dia belum dapat menyelesaikan kerusakan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) secara menyeluruh.
Menurutnya, seharusnya Pemerintah memiliki agenda dan program yang sistematik untuk memulihkan sungai-sungai di Jakarta. “Bukan dengan pemakaian waring yang tidak menyentuh persoalan utama pencemaran dan kerusakan DAS,” kata dia.
Dia menekankan, pemasangan waring pada Kali Sentiong membuktikan Pemprov belum memiliki upaya yang sistematis dan berkelanjutan. Menurutnya, pemulihan sungai itu bisa dilakukan sejak jauh-jauh hari.
Permasalahan sungai lainnya di Jakarta selain di Sungai Kali Item, juga seharusnya mendapatkan sorotan dari Pemprov DKI. Dia menyontohkan beberapa sungai seperti Sungai Ciliwung dan beberapa titik di Kali Pesanggrahan, seharusnya juga perlu ditangani oleh Pemprov DKI.
“Secara khusus kami belum (dilibatkan), tetapi poin penting kami adalah masyarakat luas memang harus dilibatkan terutama yang memiliki hubungan dengan sungai sebagai sumber-sumber kehidupan,” jelas Bagus.