Selasa 04 Sep 2018 17:38 WIB

Warga Terdampak Gempa Didorong Gotong Royong

Keterlibatan masyarakat diyakini dapat mempercepat pemulihan penanganan bencana.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja menyelesaikan pembangunan Integrated Community Shelter atau hunian sementara untuk korban gempa bumi di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (4/9).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Pekerja menyelesaikan pembangunan Integrated Community Shelter atau hunian sementara untuk korban gempa bumi di Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Pangkogasgabpad) Mayjen TNI Madsuni mengajak masyarakat terdampak gempa untuk bergotong royong bersama TNI dalam proses pembersihan puing rumah yang rusak akibat gempa.

Ia meyakini, keterlibatan masyarakat dalam setiap proses penanganan bencana akan memudahkan dan mempercepat pemulihan penanganan bencana.

"Mungkin karena keterbatasan, masyarakat saling mengandalkan, bahwa ini (pembersihan puing) sudah ada TNI dan Polri yang bertanggung jawab," ujar dia di posko utama Kogasgabpad di Bandara Selaparang, Kota Mataram, NTB, Selasa (4/9).

Hal tersebut merupakan satu contoh kasus. Di tempat lain, kata dia, ada juga masyarakat yang partisipatif bersama TNI dalam proses pembersihan puing. Dari kegiatan tersebut, masyarakat bisa memilah sisa bahan bangunan rumahnya yang masih bisa dimanfaatkan seperti kayu hingga seng dalam membangun hunian sementara (huntara).

"Kita akan dorong ayo mari sama-sama bekerja sama sehingga proses rehabilitasi bisa dikerjakan dengan cepat," kata dia.

Tim di lapangan, kata dia, memprioritaskan pembersihan puing rumah yang berada di jalan utama agar tidak menggangu lalu lintas dalam distribusi bantuan dan proses penanganan bencana lainnya. Madsuni menambahkan, ada juga masyarakat yang enggan rumahnya yang sudah rusak dirobohkan dengan menggunakan ekskavator karena hendak memanfaatkan sisa puing untuk mendirikan huntara.

Ia menyampaikan, kondisi di lokasi terdampak gempa mulai berangsur pulih, di mana banyak warga yang kembali ke rumah untuk mendirikan huntara.

"Ini inisatif masyarakat (huntara) karena kita lihat cuaca sebentar lagi musim hujan, bisa dibayanhkan kalau di tenda (pengungsian), nanti ada masalah baru, penyakit demam, DBD, malaria," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement