REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ajang Asian Games 2018 sudah selesai pada Ahad (2/9) lalu. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, gelaran pesta olahraga antara negara-negara Asia ini telah menghasilkan sebanyak 1.119 ton sampah.
Jumlah tersebut dihasilkan dari seluruh venue Asian Games 2018 yang berada di wilayah DKI Jakarta. Dari total sampah tersebut, sebanyak 180 ton merupakan sampah pilah dan 939 ton terdiri dari sampah residu.
"Untuk sampah pilah kami distribusikan ke bank sampah dan 939 ton residu dibawa ke TPST Bantar Gebang," kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Isnawa Adji, Senin (3/9).
Per 1 September, Dinas LH DKI sudah mendaur ulang 159,7 ton sampah dari total sampah tersebut. Sampah yang dapat didaur ulang ini lebih dahulu dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Gelora Bung Karno (GBK) dan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Pada seremoni penutupan Asian Games 2018, Dinas LH DKI menyiapkan 1.467 petugas kebersihan, 10 ribu kantung sampah besar, 250 unit dust bin berkapasitas 120 liter dan 200 unit dust bin berkapasitas 660 liter yang sudah disebar di seluruh titik vital di GBK.
Selain itu, terdapat 1.000 orang relawan dari berbagai komunitas yang ikut membantu membersihkan area GBK. Pihaknya juga menyiapkan truk compactor sebanyak 21 unit dan Gerobak Motor sejumlah 100 unit untuk mengangkut sampah yang akan dihasilkan dari acara penutupan tersebut.
"Untuk menyapu jalan, kami juga mengerahkan 42 unit road sweeper," ujar dia.
Menurut Isnawa, sampah yang dihasilkan saat pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 tergolong minim. Ia mengapresiasi para penonton yang mulai mengurangi timbunan sampah dan telah membuang sampah di tempatnya.
Adji juga menyampaikan, salah satu konsep yang dicanangkan dalam Asian Games 2018 yakni menciptakan kegiatan yang minim sampah atau 'Less Waste Event'. Maka itu, pihaknya bekerja sama dengan Inasgoc dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan mengurangi sampah di seluruh area kompetisi.
Sosialisasi dan edukasi terkait dengan kebersihan tidak hanya dilakukan kepada masyarakat, tetapi juga pada semua pihak yang terlibat, mulai panitia, pedagang makanan dan minuman di lokasi, hingga para atlet dan tim peserta. "Petugas kebersihan kami pun diwajibkan membawa tumbler atau tempat minum sendiri,” jelas Adji.
Berdasarkan pantauan Republika di Kompleks GBK, Senin (3/9), tidak terlihat adanya penumpukan sampah di dalam Komplek GBK. Hanya terdapat sampah-sampah kecil seperti sobekan kertas dan daun-daun kering. Lalu-lalang petugas kebersihan juga masih terlihat di dalam Kompleks GBK.
Sedangkan di luar Kompleks GBK, seperti di Jalan Gerbang Pemuda (depan kantor Kemenpora), Jalan Asia Afrika, Jalan Sudirman, dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat tidak terlihat adanya penumpukan sampah yang berarti.