Senin 03 Sep 2018 16:41 WIB

Penolakan Ceramah Ustaz Somad, Polisi Diminta Netral

Kecintaan Ustaz Abdul Somad terhadap Tanah Air tak perlu diragukan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Khairon Lubis
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menyayangkan aksi penolakan terhadap penceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) di sejumlah kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Ia pun meminta aparat kepolisian bersikap netral dan tidak membiarkan persoalan tersebut terjadi berlarut-larut.

"Kalau ini dibiarkan, yang disampaikan Pak Jokowi bisa jadi benar, indonesia jadi negara barbar, dan kita tidak mau itu," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

Ia menambahkan, sebagai negara hukum seharusnya pihak-pihak yang keberatan bisa melaporkan penolakan terhadap UAS kepada pihak kepolisian. Bukan dengan tindakan ancam mengancam, persekusi, atau semacamnya.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS tersebut menegaskan bahwa kecintaan UAS terhadap Tanah Air tidak perlu diragukan lagi. Selain dia pernah ikut mengibarkan bendera di pedalaman suku Anak Dalam, Hidayat mengatakan UAS juga pernah diundang oleh Wakil Presiden, KSAD, dan MPR. "Kurang Bineka Tunggal Ika apa?," katanya.

Baca juga: Ustaz Somad: Kita Bukan Perang Lawan Israel, Cuman Ceramah!

Memasuki tahun politik, Hidayat mengimbau kepada aparat negara untuk hadir netral dan menegakan hukum. Sebelumnya ustaz kondang tersebut mengumumkan pembatalan ceramahnya di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara, dan Semarang. Adanya ancaman dan intimidasi, menjadi alasan Somad membatalkan ceramahnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

"Mohon maaf atas keadaan ini, harap dimaklumi dan mohon didoakan selalu," kata Somad lewat akun Instagram resmi miliknya, Senin (3/9).

Menanggapi ancaman tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) akan mendalami kejadian tersebut agar mendapat informasi dari berbagi sisi. "Saya baru mendengar informasi ini dan akan menggali info lebih detail dengan Tim Kemenag di Jawa Timur sehingga dapat dipahami duduk soalnya secara utuh," ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag Muhammadiyah Amin.

Ia menjelaskan, pihaknya telah mengeluarkan seruan tentang ceramah di rumah ibadah. Imbauan tersebut hendaknya dapat dipahami oleh semua pihak demi terciptanya kehidupan keagamaan yang rukun dan damai. "Pada April 2017, Menteri Agama sudah mengeluarkan seruan tentang ceramah di rumah ibadah. Kemenag juga terus menggerakkan moderasi agama di kalangan penyuluh, tokoh, dan umat beragama untuk menghadirkan suasana keagamaan yang sejuk," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement