Senin 03 Sep 2018 14:48 WIB

PBB Sebut Upaya Penolakan Ceramah Ustaz Somad Memalukan

Dia mengajak untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar, tidak berpolitik kemudian ditolak

Rep: Andrian Saputra/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua DPP PBB, Sukmo Harsono
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Ketua DPP PBB, Sukmo Harsono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Bulan Bintang (PBB) menyayangkan adanya penolakan, ancaman dan intimidasi terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) saat hendak berceramah di beberapa wilayah. Menurut Ketua DPP PBB, Sukmo Harsono tindakan tersebut sangat memalukan.

“Ironis dan sangat memalukan, bagaimana seseorang yang mengajak untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar, dia pun tidak berpolitik kemudian ditolak,” tutur Sukmo kepada Republika.co.id Senin (3/9).

Sukmo pun mengkritisi kinerja Polri yang dinilai tak bisa memberikan perlindungan terhadap UAS yang akan berceramah di tiga wilayah yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Sukmo pun berharap kejadian tersebut tak lagi terulang.

Ia pun meminta Kapolri menjatuhkan sanki kepada Kapolda dan Kapolres yang tak mampu memberikan pengamanan untuk UAS agar agenda ceramahnya dapat terlaksana dengan lancar dan aman. “Orang seperti UAS ini harus bisa ceramah dimanapun, tak boleh lagi terulang ada penolakan beliau ceramah dimanapun di wilayah RI ini. Kalau ada kejadian lagi Kapolres Kapoldanya harus diganti,” kata Sukmo.

Baca: Kemenag akan Dalami Informasi Pembatalan Ceramah Ustaz Somad

UAS membatalkan rencananya berceramah setelah menerima ancaman dan intimidasi dari sejumlah pihak. Kendati demikian, UAS tak menyebutkan pihak-pihak mana yang mengintimidasinya.

UAS rencananya akan berceramah di beberapa kota pada September hingga Desember mendatang. Pada bulan ini, UAS memiliki jadwal berceramah di Malang, Solo, Boyolali, Jombang dan Kediri. Pada Oktober UAS pun recananya akan berceramah di Yogyakarta. Sedang di akhir tahun, alumni Universitas Al Azhar (Mesir) itu pun rencananya akan berdakwah dengan Ustaz Zulfikar di Jawa Timur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement