Sabtu 01 Sep 2018 18:44 WIB

Prabowo Mulai Singgung Pilihan Menteri dari Parpol Pengusung

Pengusaha khawatir jika Prabowo terpilih, semua menteri berasal dari parpol.

Red: Nur Aini
Bakal Calon Presiden, Prabowo Subianto
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Bakal Calon Presiden, Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto sempat  mengungkapkan adanya kekhawatiran pilihan menteri dari partai politik bila dirinya memenangkan pemilihan presiden. Kekhawatiran tersebut berasal dari para pengusaha.

"Tadi malam saya ketemu makan malam dengan mungkin 23 pengusaha-pengusaha terkemuka di Indonesia dan yang muda-muda. Mereka tanya kami para pengusaha khawatir kalau Pak Prabowo jadi Presiden, Pak Prabowo akan pimpin koalisi, jangan-jangan kabinet nanti dari orang politik semua," kata Prabowo dalam pidato kuncinya di bedah buku Paradoks Indonesia di Jakarta, Sabtu (1/9).

Menanggapi pertanyaan para pengusaha itu, Prabowo menyatakan koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga telah bersepakat jatah menteri dari partai politik tetap harus memiliki kompetensi di bidang yang dipercayakan.

"Kita dari sekarang sudah sepakat kalaupun kita memberi jatah kepada partai politik, jatah itu adalah jatah nominasi, tidak serta merta bahwa kalau jatah kepada PKS, PKS akan taruh anggota partai dia, dia akan mencari orang yang terbaik di bidang yang dia diberi kepercayaan," ujar Prabowo.

"PAN juga demikian, Demokrat juga demikian, Gerindra juga demikian, Berkarya ya," katanya.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengatakan telah terjadi sistem yang salah yang membuat bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan luar biasa namun rakyatnya miskin. Hal itulah yang dinamakan Paradoks Indonesia.

Ia mengatakan, hal penting dari kesalahan sistem tersebut adalah mengalirnya kekayaan Indonesia ke luar negeri. "Terjadi kekayaan negara mengalir ke luar negeri ini fundamental, ini inti masalah, karena itu semua kekuatan Indonesia tidak ada," katanya.

Baca: Prabowo Pastikan Djoko Santoso Jadi Ketua Tim Sukses

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement