Kamis 30 Aug 2018 05:05 WIB

Medali Emas Terindah Rakyat Indonesia

.

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan usai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan usai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cabang olahraga (cabor) pencak silat kembali panen medali emas. Setelah dua hari sebelumnya mampu merebut 8 medali, pencak silat kali ini mempersembahkan 6 emas pada Rabu (29/8) kemarin.

Pesilat Sugianto membukanya dengan memberikan emas ke-9 dari cabor pencak silat usai meraih skor tertinggi 471 di kategori tunggal putra nomor seni. Dua emas lainnya menyusul dari kelas seni untuk kategori ganda putri dan regu putri lewat ganda Sidan Wilantari Ayu/Dwiyanti Ni Made dan tim beregu Pramudita Yuristya/Lutfi Nurhasanah/Gina Tri Lestari.

Pesilat Indonesia juga mampu mendulang 3 dari 5 medali emas kategori bertarung yang diperebutkan pada Rabu kemarin. Pipiet Kamelia merebut emas dari kelas D putri 60-65 kg, Wewey Wita memenangkan kelas B putri 50-55 kg, dan terakhir Hanifan Yudani Kusumah mempersembahkan emas dari kelas C putra 55-60 kg.

Total, Indonesia mampu meraih 14 dari 16 medali emas yang diperebutkan di cabor pencak silat. ‘’Kita bangga dengan mereka, hasil kerja keras mereka, latihan mereka selama hampir tiga tahun. Kerja keras ini keberhasilan kita semua,’’ kata Prabowo Subianto, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Tambahan 14 emas dari pencak silat ini membuat Indonesia kokoh di posisi ke-4 daftar medali dengan 30 emas 22 perak dan 36 perunggu. Iran, pesaing terdekat yang menempati posisi ke-5, kemungkinan besar akan sangat sulit menggeser posisi Indonesia.

Ademkan Suhu Politik

Bukan hanya panen emas cabor pencak silat yang membuat publik Tanah Air merasa bangga. Cabor ini juga menjadi penyejuk bagi situasi politik yang mulai memanas jelang Pilpres 2019.

Prabowo dan Presiden Joko Widodo, yang akan bersaing di Pilpres 2019, hadir menyaksikan pesilat-pesilat ‘Merah Putih’ berjuang di venue pencak silat di TMII, Jakarta Timur, Rabu (29/9). Prabowo, selaku Ketua Umum PB IPSI, mengenakan seragam pencak silat serba hitam dengan songket corak emas.

Pada sekitar pukul 15.00 WIB, Prabowo menyambut kedatangan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri yang mengenakan pakaian serba putih dan syal warna merah. Berselang beberapa menit kemudian, Prabowo juga menyambut kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pukul 16.30 WIB, Prabowo kembali keluar venue untuk menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo. Keduanya tampak berbincang akrab sembari berjalan menuju pintu VIP venue pencak silat.

Politikus PDIP sekaligus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, juga hadir dalam kesempatan tersebut. Kehadiran mereka yang duduk akrab bersebelahan tersebut terasa mengademkan situasi politik jelang Pilpres 2019.

Kemesraan Prabowo-Jokowi

Prabowo dan Jokowi tidak hanya duduk bersebelahan menyaksikan para pesilat Garuda berjuang mengharumkan nama bangsa. Keduanya pun saling melepaskan pujian.

Prabowo mengucapkan terima kasih kepada Jokowi, Jusuf Kalla, dan Megawati yang telah hadir. ‘’Bayangkan semua hadir di sini di saat-saat kritis, ini membangkitkan semangat masyarakat pencak silat. Kita bangga bisa berperan, bisa berbuat yang terbaik untuk negara dan bangsa,’’ ujar Prabowo.

‘’Kalau sudah untuk negara dan bangsa, kita bersatu, tidak ada perbedaan,’’ katanya. ‘’Rasanya gembira, kita satu keluarga. Terima kasih semuanya.’’

Sementara, Jokowi mengaku kedatangannya ke Padepokan Pencak Silat untuk menyemangati para atlet yang bertanding di final pencak silat. Jokowi pun mengaku senang pencak silat akhirnya mampu menyumbangkan 14 medali emas di Asian Games. 

''Saya hadir di sini untuk menyemangati dan memberikan selamat kepada teman baik saya, Pak Prabowo,'' kata Jokowi seusai mengalungkan medali emas kepada atlet Indonesia.

Keakraban Prabowo-Jokowi pun terlihat ketika diminta komentar terkait aksi pesilat Hanifan Yudani Kusuma yang memeluk bersamaan kedua Capres 2019 itu. Presiden mengaku aksi tersebut hanya spontanitas. ‘’Saya tidak tahu, tiba-tiba diajak pelukan. Cuma bau, tapi baunya harum karena menang,’’ kata Jokowi bercanda.

‘’Seperti kata beliau (Jokowi), baunya harum,’’ ujar Prabowo menimpali candaan Jokowi.

Medali Terindah

Pemandangan menarik memang tersaji ketika pesilat Hanifan Yudani Kusuma melakukan ‘selebrasi pelukan’ usai mempersembahkan emas terakhir bagi Indonesia. Satu persatu tokoh yang berada di kursi VVIP ia peluk, seperti Megawati dan Jusuf Kalla. Lalu atlet berusia 20 tahun itu memeluk Jokowi dan mendapat sambutan meriah dari penonton yang memenuhi Padepokan Pencak Silat.

Keriuhan yang tidak kalah meriah, juga pecah ketika Hanifan memeluk Prabowo yang berada di sebelah Jokowi. Baik Prabowo dan Jokowi akhirnya memeluk Hanifan secara bersamaan. Aksi tersebut pun membuat venue pencak silat semakin bergemuruh.

Ketiganya pun berpelukan sambil diselimuti bendera Merah Putih yang memang digunakan Hanifan merayakan kemenangannya. Hanifan mengaku aksi memeluk Prabowo dan Jokowi merupakan spontanitas dan tidak terpikirkan sebelumnya.

‘’Tidak ada kepikiran lain-lain, spontan saja. Biar masyarakat tahu, mereka berdua tidak ada apa-apa. Realitasnya kan mereka baik-baik saja. Tidak seperti di sosmed, perang sana-sini,’’ kata Hanifan kepada wartawan seusai upacara pengalungan medali.

Dengan aksinya tersebut, Hanifan berharap masyarakat Indonesia tidak terpecah belah hanya karena berbeda pilihan politik.

''Kita sama-sama satu bangsa, masak gara-gara hal kecil, kita terpecah belah. Dengan pencak silat yang kebetulan olahraga khas Indonesia, saya ingin mempererat itu. Indonesia negara yang aman dan damai,'' ujarnya. ''Kita harus junjung sportivitas, jangan sampai terpecah belah Indonesia. Jokowi dan Prabowo sama-sama orang hebat untuk Indonesia.’’

Hanifan tidak sekadar memberikan medali emas Asian Games. Hanifan pun memberi tahu ‘Medali Emas’ terindah bagi rakyat Indonesia, apalagi kalau bukan persatuan kesatuan bangsa ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement