REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN - Sebanyak 48 hektare lahan pertanian di Kabupaten Sragen terancam kekeringan. Selain itu, terdapat 5 hektare lagi lahan pertanian yang terancam kekeringan berat.
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, M Jazairi, mengatakan, ancaman kekeringan tersebut mencakup tiga kecamatan yakni, Sragen, Kedawung, dan Sambirejo. Di Kecamatan Sragen, lahan pertanian yang terancam kekeringan terdapat di Desa Tangkil sebanyak 4 hektare dan 5 hektare terancam kekeringan berat.
Kemudian di Kecamatan Kedawung sebanyak 20 hektare terancam kekeringan, dengan rincian di Desa Mojokerto 6 hektare, Desa Mojodoyong 7 hektare, dan Desa Celep 7 hektare. Sedangkan di Kecamatan Sambirejo totalnya 24 hektare, dengan rincian di Desa Sambi 5 hektare, Desa Dawung 7 hektare, Desa Blimbing 5 hektare, dan Desa Sambirejo 7 hektare.
"Data ini per 21 Agustus 2018 dan sampai sekarang belum ada perkembangan apakah tanamannya mati atau tidak," kata Jazairi saat dihubungi Republika, Rabu (29/8).
Menurutnya, lahan pertanian yang terancam kekeringan tersebut rata-rata bukan daerah tadahan hujan melainkan daerah aliran Sungai Bengawan Solo. Daerah tadahan biasanya lebih siap menghadapi ancaman kekeringan. Para petani biasanya menyedot air saat musim kemarau. "Tapi kalau daerah aliran itu biasanya tidak siap. Kami sudah menyarankan solusinya pengambilan air tanah atau pemasangan sumur di sumber air," imbuh Jazairi.
Lahan yang terancam kekeringan berat tersebut jika tidak segera dialiri air, maka tanamannya bisa mati. Jazairi menyatakan, kendala lahan pertanian tidak bisa segera dialiri karena suplai air dari Bengawan Solo tersendat. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati telah melayangkan surat kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yang meminta debit air ke wilayah Sragen ditambah agar tidak gagal panen.
Bupati Sragen meminta suplai air 18 meter kubik per detik direalisasikan. Sesuai hasil rapat yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR di Kantor Irigasi di Dukuh Puntuk Rejo Desa Krikilan Kecamatan Masaran pada Selasa (28/8) menyatakan, permintaan suplai air akan direalisasikan/digelontorkan pada Selasa pukul 16.00 WIB dari bendungan Colo Timur dengan debit 18 meter kubik detik.
Diperkirakan aliran air pada Rabu sudah sampai di wilayah Sragen. "Kalau hari ini air dari Bengawan Solo lancar, bisa tertolong. Begitu ada air kan sembuh," ujarnya.
Jazairi menambahkan, ancaman lahan pertanian tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu curah hujan di musim kemarau tinggi sehingga tidak ada dampak kekeringan. Ancamannya justru banjir di lahan pertanian. Sementara tahun ini kemarau panjang menyebabkan ancaman kekeringan.