Selasa 28 Aug 2018 18:52 WIB

Yuk, Intip Stasiun dan Depo MRT Lebak Bulus

Stasiun Lebak Bulus ini terintegrasi dengan halte Bus Transjakarta.

Rep: Muslim AR/ Red: Ani Nursalikah
MRT Jakarta melakukan serangkaian pengujian sistem di stasiun Lebak Bulus, pengujian sistem ini dilakukan dengan melangsir satu rangkaian kereta sebanyak tiga trip bolak balik dari stasiun Lebak Bulus menuju stasiun Bundaran HI dan sebaliknya.
Foto: Republika/Muslim AR
MRT Jakarta melakukan serangkaian pengujian sistem di stasiun Lebak Bulus, pengujian sistem ini dilakukan dengan melangsir satu rangkaian kereta sebanyak tiga trip bolak balik dari stasiun Lebak Bulus menuju stasiun Bundaran HI dan sebaliknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tangga beton yang belum diaci dan tanpa pagar pembatas untuk pegangan tangan menyambut siapa saja yang datang ke depo Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus. Jaring-jaring pengaman masih terpasang, kabel-kabel bergelantungan, dinding-dinding sekeliling masih ditempeli tanda peringatan bahaya. Eskalator yang belum terpasang dengan sempurna ditutupi terpal, di langit-langit ruangan pipa berbagai fungsi malang melintang, kabel terpasang semwarut.

Nggak ada yang boleh masuk, semua harus melalui otoritas pimpinan,” ujar seorang petugas dengan papan nama di dada bertuliskan Yanto.

Akses masuk ke dalam stasiun sekaligus depo yang belum jadi ini diklaim MRT sudah selesai 95 persen lebih. Hampir sama dengan stasiun Fatmawati yang menyisakan jalan berlubang, penyempitan jalan dan masih banyak tergantungnya material bangunan, serupa kabel atau jaring yang sengaja di pasang di kolong jalur MRT yang hanya memiliki dua jalur itu.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengklaim pembangunan fisik tersebut sudah mencapai 95,97 persen, pembangunan fase satu itu menghubungkan Lebak Bulus dengan Bundaran HI, dengan jalur MRT yang berada di bawah atas, atas tanah dan jalur layang. “Pembangunan konstruksi atau fisik fase satu saat ini sudah mencapai 95,97 persen. Kalau untuk sistemnya kita masih benahi terus,” kata William pada wartawan di Site Office MRT Lebak Bulus, Selasa (28/8).

Pembangunan fisik yang dimaksud oleh William mencakup pembangunan stasiun layang yang menurutnya sudah mencapai angka 94,42 persen. Sedangkan untuk stasiun bawah tanah (underground) sudah mencapai 97,53 persen.

Baca juga: MRT Jakarta Mampu Angkut 200 Ribu Penumpang Setiap Hari

Di Depo Lebak Bulus, pagar pembatas di lantai pertamanya tidak ada satu pun. Hanya dipagari dengan pita panjang bergaris hitam kuning dan berbagai pengumuman yang ditempeli di berbagai dinding dan tiang.

Poster-poster besar soal keselamatan bekerja terpampang, para pekerja memakai perlengkapan serupa sepatu, helm dan rompi pengaman. Di dekat tangga masuk ke Stasiun juga terpampang himbauan agar para pekerja menggunakan pengamanan lengkap saat belerka di ketinggian.

Di sebelah kiri saat menaiki tangga, tiga rangkaian kereta terparkir di depo. Area parkir ini terdiri dari enam lajur dengan kapasitas 12 rangkaian kereta. Di ujung area parkir terdapat area pencucian dengan kapasitas penyimpanan dua rangkaian kereta. Depo Lebak Bulus juga dilengkapi dengan mesin pencuci kereta otomatis dan shunting locomotive yang berfungsi untuk mendorong dan menarik kereta saat langsiran di area depo.

photo
MRT Jakarta melakukan serangkaian pengujian sistem di stasiun Lebak Bulus, pengujian sistem ini dilakukan dengan melangsir satu rangkaian kereta sebanyak tiga trip bolak balik dari stasiun Lebak Bulus menuju stasiun Bundaran HI dan sebaliknya.

“Kereta akan langsir dulu ke arah selatan, lalu nanti berganti jalur ke jalur kanan,” ujar William saat kereta dari arah stasiun Fatmawati menuju ke stasiun Lebak Bulus.

Stasiun Lebak Bulus ini terintegrasi dengan halte Bus Transjakarta yang berada tepat di bawahnya. Tangga menuju lantai satu stasiun Lebak Bulus memiliki lebar sekitar 2,5 meter, saat menaiki tangga hanya mampu menampung empat orang berjejer untuk naik ke lantai tersebut. Sementara di lantai satu ruangan luas dengan masih banyak material bangunan yang teronggok ditutupi dengan terpal.

Di lantai dua atau di peron, ekalator masih belum berfungsi, bahkan terlihat dengan jelas gerigi mesin ekalator tersebut. Tangga menuju peron lebih lebar dari tangga masuk ke stasiun. Di peron, sebuah pintu otomatis menjadi pembatas antara peron dengan kereta. Pintu otomatis itu setinggi dada orang dewasa.

“Kalau di stasiun yang berada di bawah tanah, pintu otomatisnya sampai ke atas,” ujar Direktur Operasional dan Pemeliharaan, Agung Wicaksono.

Pintu-pintu kaca itu hanya akan membuka pada saat kereta berada di posisi yang pas. Agung menyebut dengan posisi yang tidak pas antara pintu gerbong kereta dengan pintu otomatis tersebut, maka pintu itu tidak akan mau terbuka. “Ini sistem yang menjamin keamanan bagi pengguna,” kata Agung.

Selain untuk faktor keamanan dan keselamatan, pintu otomatis ini juga akan mendidik pengguna MRT untuk disiplin dalam memasuki kereta. Agung mencontohkan para pengguna KRL (Kereta Rel Listrik) yang berebut masuk dan keluar dari gerbong kereta. Sementara ia menyebut dengan adanya pintu otomatis ini, semua pengguna MRT tidak bisa berdesak-desakan.

“Kita akan buat linenya di samping pintu otomatis, jadi nggak bisa rebutan kayak naik kereta biasa,” kata Agung.

MRT Jakarta ditargetkan beroperasi pada Maret 2019. Untuk saat ini, MRT masih melakukan uji kelayakan sistem yang telah mereka bangun. William menegaskan, bahwa tak pernah dan belum ada MRT melakukan uji coba. Kereta yang lalu lalang dai stasiun Lebak Bulus ke stasiun HI bukanlah untuk ujicoba, namun lebih kepada pengetesan fungsi sistem yang ada.

“Kita belum uji coba, kereta itu baru akan uji coba pada awal Desember nanti,” kata William.

Saat ini yang mereka lakukan adalah untuk menguji kecakapan sistem. Sistem yang dimaksud William adalah rel, persinyalan, kelistrikan, program kontrol radio komunikasi pusat control. “Dan kereta itu sendiri itu adalah sistem, kita melakukan uji sistem, bukan uji coba,” kata William.

MRT yang akan beroperasi pada Maret 2019 ini akan melewati 13 stasiun, yakni dari stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A, Stasiun Blok M, Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas dan berakhir di Stasiun Bundaran HI. MRT memperkirakan hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk mencapai stasiun Bundaran HI dari stasiun Lebak Bulus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement