Senin 27 Aug 2018 16:55 WIB

Tekan Risiko Karhutla, Perhutani Siapkan Area Khusus Perokok

Penjagaan hutan harus menjadi prioritas utama selama musim kemarau.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menindaklanjuti imbauan BMKG terkait dengan tingginya risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah memprioritaskan penjagaan hutan di wilayah kerjanya.

Upaya tersebut dilakukan mengingat kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ini cukup memiliki kerawanan terhadap risiko kebakaran hutan pada saat puncak musim kemarau seperti sekarang.

Perihal ditingkatkannya penjagaan kawasan hutan guna mengantisipasi ancaman karhutla ini diamini oleh Administratur KKPH Perhutani KPH Kedu Utara, Ir Erwin MM. Menurutnya, persoalan karhutla mendapatkan perhatian penuh dari Perum Perhutani.

Khususnya kebakaran hutan yang dampaknya akan banyak merugikan bagi ekosistem dan lingkungan sekitarnya. Terkait permasalahan ini, sudah ada perintah dari Presiden RI dan dirut Perum Perhutani.

Sehingga penjagaan hutan harus menjadi prioritas utama selama musim kemarau masih berlangsung. Ia juga menegaskan, hingga pekan ini kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Kedu Utara masih aman dari kebakaran hutan berskala besar dan bisa mengancam ekosistem kawasan hutan.

"Kalaupun terpantau munculnya titik api, sejauh ini masih tergolong kecil dan bisa langsung diantisipasi oleh petugas maupun masyarakat (warga) yang ada di sekitar hutan," ujarnya.

Erwin juga menjelaskan, untuk peningkatan pengawasan dan penjagaan hutan, selain menggerakkan seluruh komponen karyawan Perhutani, KPH Kedu Utara juga berkerja sama dengan Masyarakat Peduli Api (MPA).

Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Satgas Pemadam Kebakaran (Damkar), Basarnas, serta masing-masing BPBD juga terlibat dalam mengantisipasi kebakaran hutan, selama musim kemarau ini.

Tak kalah penting, lanjutnya, edukasi dan antisipasi kebakaran di dalam kawasan hutan yang menjadi pusat aktivitas publik. Misalnya sejumlah tempat wisata yang selama ini dikelola oleh Perum Perhutani.

Di wilayah KPH Kedu Utara, petugas Perum Perhutani harus terus memberikan edukasi dan menyampaikan imbauan agar pengunjung tidak bisa sembarangan melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan.

Hal ini untuk meminimalkan risiko bahaya kebakaran hutan. "Bahkan area atau kawasan merokok bagi para pengunjung wisata di kawasan hutan pinus harus kami siapkan tersendiri agar dapat termonitor," katanya.

Selain upaya yang telah dilakukan ini, masih lanjut Erwin, Perum Perhutani juga telah melakukan sosialisasi hingga peringatan agar dipatuhi oleh masyarakat.

"Sebab perilaku sebagian masyarakat masih mengabaikan keamanan hutan dengan melakukan beberapa aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan," jelas dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement