Ahad 26 Aug 2018 18:45 WIB

Sound of Humanity dari Musisi untuk Lombok

Sound Humanity juga digelar di Margo City pada Sabtu (25/8).

Rep: Fuji Eka Purnama/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penyanyi Ihsan Tarore saat mengisi acara Sound Of Humanity, Konser Cinta bagi Rakyat Palestina, disalah satu Caffe Sawangan, Depok, Jawa Barat, Kamis (3/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Penyanyi Ihsan Tarore saat mengisi acara Sound Of Humanity, Konser Cinta bagi Rakyat Palestina, disalah satu Caffe Sawangan, Depok, Jawa Barat, Kamis (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dompet Dhuafa bersama Margo City, musisi, seniman dan tokoh masyarakat menggelar Sound of Humanity di Margo City pada Sabtu (25/8). Sound of Humanity merupakan gerakan kepedulian untuk masyarakat Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sedang tertimpa musibah.

"Kehadiran Sound of Humanity yang berkerja sama Margo City dengan Dompet Dhuafa merupakan sebuah gerakan kepedulian para musisi, seniman bahkan tokoh masyarakat atas bencana yang terjadi Lombok," kata Direktur Mobilisasi Zakat Infaq Shadaqah (ZIS) Dompet Dhuafa, Bambang Suherman kepada Republika, Ahad (26/8).

Bambang mengatakan, para musisi dan seniman mengajak masyarakat untuk peduli kepada saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah gempa bumi di Pulau Lombok. Mereka yang sedang tertimpa bencana harta bendanya rusak dan psikologi mereka terganggu. Mereka juga kehilangan orang-orang yang mereka cintai karena meninggal dunia saat musibah itu terjadi.

Hingga saat ini tercatat 517 orang meninggal dunia akibat gempa bumi dan sebanyak 1.416 orang luka-luka. Sebanyak 431.416 orang tersebar di ribuan titik pengungsian.

Sebagian besar jalan di Lombok Utara mengalami kerusakan akibat gempa. Masih terdapat beberapa pengungsi yang belum mendapat bantuan, khususnya di Kecamatan Gangga, Kayangan dan Pemenang yang aksesnya yang sulit dijangkau.

"Dengan adanya Sound of Humanity diharapkan masyarakat dapat merasakan dan menunjukan kepedulian untuk mereka korban gempa Lombok yang sangat membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk memulihkan Lombok, kita wajib menyemangati mereka untuk terus membangun dari kondisi terpuruk pascagempa," ujarnya.

Dompet Dhuafa menyampaikan, sudah hampir sebulan Dompet Dhuafa bergerak merespon gempa bumi Lombok, banyak program yang sudah dan sedang digulirkan untuk pengungsi yang saat ini menempatkan posko-posko pengungsian. Seperti program dapur umum lewat mobil Dapur Keliling dan Aksi Layanan Sehat (ALS).

Dompet Dhuafa juga menurunkan tim Psychology First Aid (PFA) dan dokter spesialis serta perawat. Dompet Dhuafa juga menginisiasi keberadaan masjid darurat, sekolah sementara hingga pengadaan pipanisasi untuk 1.300 pengungsi korban gempa.

Data yang dihimpun Dompet Dhuafa memperkirakan gempa yang melanda wilayah NTB telah mengakibatkan 76.765 unit rumah rusak dan merusakkan 671 fasilitas pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement