Jumat 24 Aug 2018 22:31 WIB

Pemprov Lampung Usulkan Sebagian GAK Jadi Wisata Alam

GAK tak henti-hentinya memukau banyak peneliti dan wisatawan.

Rep: mursalin yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7).
Foto: Antara/ElShinta
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengusulkan untuk menjadikan sebagian dari cagar alam Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda sebagai taman wisata alam. Selama ini, kawasan GAK sebagai cagar alam bukan tempat wisata.

Untuk mewujudkan hal itu terungkap dalam Seminar Internasional sebagai forum ilmiah dalam menggali dan menyerap gagasan untuk memanfaatkan GAK di masa datang.

Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Provinsi Lampung Heri Suliyanto membuka Seminar Internasional Lampung Krakatau Festival (LKF) XXVIII tahun 2018 dengan tema 'Vulkanologi Krakatau dan Pemanfaatannya di Masa Depan' di Bandar Lampung, Jum'at (24/8).

Heri berharap seminar internasional itu menghasilkan kajian yang bermanfaat bagi pemerintah daerah, khususnya dalam mendayagunakan potensi GAK. Ia menjelaskan LKF merupakan perhelatan tahunan Pemprov Lampung dan telah menjadi bagian dari kalender even nasional budaya dan wisata.

"LKF yang diadakan sejak 1990 terus mengalami proses kreatif khususnya dalam konten acara yang ditampilkan. Sehingga perhelatan acara ini selalu terasa istimewa dan mendapat perhatian besar dari masyarakat Lampung," kata Heri.

Pada LKF kali ini terdapat beberapa rangkaian kegiatan utama. Diantaranya, Lampung Bay Fun Run, Seminar Internasional Krakatau, Trip Krakatau, Pesona Kemilau Sai Bumi Ruwa Jurai, dan Parade budaya Lampung Culture dan Tapis Carnival.

"Pemerintah Provinsi Lampung juga turut melibatkan beberapa komunitas untuk supporting event pada kegiatan Road to Lampung Krakatau Festival. Seperti Parade Band dari komunitas jazz, rock, dan pop serta Lomba Fotography dan Video Pariwisata oleh Indonesia Marketing Association -IMA Chapter Lampung," katanya.

Wakil Rektor Institut Teknologi Sumatra (Itera), Mitra Djanal mengatakan, sejak dulu Gunung Krakatau telah menunjukkan pesonanya. Dan, kini GAK tak henti-hentinya memukau banyak peneliti dan wisatawan.

Tukirin Partomihardjo dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengatakan, sejarah tragis masa lampau dan letak geografis Krakatau yang dibatasi oleh bentangan massa air laut yang luas telah menjadikan daerah ini dikenal sebagai laboratorium alam tropik.

Selain itu, panorama alam yang mempesona merupakan daya tarik pengunjung untuk selalu kembali menikmati keindahan alam kawasan Gunung Krakatau.

"Oleh karena itu,  tidak hanya para penelit yang ingin tahu misteri keajaiban alam, tetapi para pelancong yang hobinya menikmati keindahan alampun tidak pernah henti mengunjungi Krakatau," ujarnya.

Ia menjelaskan telah banyak kunjungan kelompok peneliti dari berbagai negara yang datang ke Krakatau. Hal ini dikarenakan Gunung Krakatau merupakan suatu keajaiban alam yang sulit dicari tandingannya di dunia ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement