Kamis 23 Aug 2018 23:34 WIB

Menpar Siapkan Tiga Antisipasi Penurunan Wisatawan

Menpar siapkan antisipasi penurunan wisatawan akibat gempa Lombok.

Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.
Foto: n4nk.blogspot.com
Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR, BALI -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menyiapkan tiga cara antisipasi terkait potensi penurunan kunjungan wisatawan akibat bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Di antaranya erupsi Gunung Agung di Karangasem (Bali) dan gempa di Lombok, Mataram (NTB).

"Bencana alam di Indonesia memang membuat sektor pariwisata di beberapa wilayah mengalami penurunan drastis," katanya saat mengunjungi kawasan wisata di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (23/8).

Menurut dia, di  Bali pada saat terjadi  erupsi Gunung Agung, Karangasem, terjadi penurunan jumlah wisatawan dari target 15 ribu perhari menjadi 14 ribu perhari. "Jadi, akibat erupsi Gunung Agung itu, jumlah kunjungan di Pulau Dewata menjadi berkurang 1.000 wisman yang berlibur ke Bali," katanya.

Sementara itu, gempa Lombok menyebabkan penurunan jumlah wisatawan yang terjadi pada bulan ini (Agustus) mencapai 100.000 wisman. "Ada tiga cara yang akan kami lakukan untuk memulihkan pariwisata di Indonesia, yakni bagi warga negara akan kita beri imbalan insentif dan diskon ketika musim libur panjang, khusus ke Jakarta dan Bali," katanya.

Selain insentif dan diskon, katanya, cara pemulihan ketiga adalah menggunakan metode "competing destination model" (cdm) yang merupakan gabungan manajemen dari manajemen biasa hingga manajemen digital.

"Kendati Lombok dan beberapa tempat wilayah di Indonesia mengalami bencana, namun saya sangat optimistis dengan perkembangan jumlah kunjungan pariwisata di Indonesia akan pulih," katanya.

Bahkan, ia mengaku target jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun ini harus mencapai 17 juta  wisatawan dan jika target ini terlampaui maka Indonesia akan memperoleh keuntungan 17 miliar dolar AS.

CDM mengombinasikan kemampuan machine learning, analisa big data, dan penerapan contextual advertising yang sangat presisi dalam menarget wisatawan. CDM menggabungkan beragam sumber data travellers dari OTA (seperti Traveloka, metasearch seperti Kayak.com), hingga media sosial (seperti Facebook), kemudian melakukan segmentasi dan menarget masing-masing segmen wisatawan tersebut dengan konten iklan yang spesifik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement