REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa berpendapat, pelaksanaan kurban pada hari raya Idul Adha merupakan bagian dari penguatan kepedulian sosial. Masyarakat yang berkecukupan mengorbankan sebagian hartanya lewat penyembelihan hewan kurban.
Daging hewan kurban itu pun tidak lantas dimakannya sendiri, tetapi dibagikan kepada masyarakat miskin dan yang berhak lainnya. "Jadi kurban ini kembali akan menjadi bagian dari penguatan kepedulian sosial," ujar Khofifah seusai melaksanakan sholat Idul Adha di Masjid Al-akbar Surabaya.
Selain itu, menurutnya pelaksanaan kurban juga bisa menjadi simbol kesetaraan karena semua kalangan masyarakat bisa menikmati daging hewan kurban tersebut. Bahkan tanpa memandang agama. Artinya mereka yang berhak menerima daging kurban tidak hanya orang muslim saja, melainkan non muslim pun boleh menikmatinya.
Bahkan menurutnya, pelajaran kesetaraan tersebut diharapkan bisa diterapkan dalam penegakan hukum di negeri ini. "Equality before the law atau kesetaraan di hadapan hukum itu bisa tersapa karena pembagian hewan kurban. Sesungguhnya tidak hanya untuk komunitas muslim tapi dagingnya ini untuk seluruh masyarakat terutama bagi mereka yang berhak mereka yang kurang mampu," ujar Khofifah.
Khofifah juga mengapresiasi penyelenggaraan kurban di Masjid Al-akbar Surabaya. Di sana, tidak ada jamaahnya yang mengambil daging kurban, tetapi dibagikan ke masyarakat miskin sesuai yang sudah dipetakan.
Selain itu, pemotongan hwan kurban juga tidak dilakukan pada hari raya Idul Adha, tetapi juga pada hari pertama tasyrik. "Pemotongannya tidak pada hari H tapi hari pertama tasyrik. Itu akan dijadikan wisata qurban. Kembali ada pembelajaran, ada edukasi, juga ada penyerahan kepada masyarakat," kata Khofifah.