REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby kemungkinan masuknya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam tim kampanye Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dapat menjadi pendulang suara kalangan non-muslim. Pasalnya, sejak menetapkan Ma'ruf sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres), elektabilitas Jokowi di kalangan itu turun menjadi 51,5 persen dari 70,3 persen.
"Pentingnya Ahok sebagai simbol perlawanan minoritas kalau kemudian masuk sebagai salah satu endorsement, akan mempengaruhi dukungan Pak Jokowi," kata dia di Jakarta, Selasa (21/8).
Menurut Adjie, Ahok dapat meyakinkan pemilih non-muslim tidak meninggalkan Jokowi. Pasalnya, banyak pemilih minoritas terkejut sekaligus kecewa terhadap keputusan Jokowi menunjuk Ma'ruf sebagai bakal cawapres.
Kiai Ma'ruf, lanjut dia, dipandang sebagai orang yang berseberangan dengan minoritas. Apalagi, Ma'ruf merupakan salah satu ulama yang menyebabkan Ahok sebagai penista agama.
"Itu yang membuat pemilih ini cenderung terkejut dan lari," kata dia.
Namun, ia mengingatkan, cara masuknya harus elegan agar pemilih Muslim tidak meninggalkan Jokowi. Paling tidak, menurut Adjie, strategi masuknya Ahok sebagai tim kampanye harus dilakukan secara khusus dan tertutup.
"Kalau kemudian Ahok masuk sebagai salah satu endorsement, tapi endorsement ini harus terbatas di komunitas minoritas saya kira akan berpengaruh. Kalau endorsement terbuka memang dikhawatirkan pemilih Muslim terpengaruh," kata dia.
Faraby menambahkan, meski populasi pemilih non-muslim hanya 10 persen, keikutsertaannya dalam Pilpres 2019 akan sangat menentukan. Jika suara Muslim antara kubu Prabowo dan Jokowi seimbang, pemilih non-muslim akan menentukan.
Selain mengurangi elektabilitas Jokowi di kalangan non-muslim, efek Ma'ruf juga mengurangi elektabilitas di pemilih pemula (19 tahun ke bawah). Sebelumnya, elektabilitas Jokowi yang mencapai 49,1 persen turun menjadi 39,5 persen. Di kalangan terpelajar, elektabilitas Jokowi juga turun 9,9 persen menjadi 40,4 persen.
Kehadiran Ma'ruf sebagai bakal cawapres Jokowi hanya menambah elektabilitas Jokowi di pemilih Muslim, dari 51,7 persen menjadi 52,3 persen.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni mengatakan, tergerusnya elektabilitas Jokowi, terutama di kalangan milenial dan minoritas, hanya sekadar efek kejut dari pilihan cawapres kemarin. "Yang namanya terkejut insya Allah tidak akan lama. Semua akan kembali normal," kata dia melalui pesan singkat kepada Republika.co.id.
Ia optimistis, kalangan milineal dan minoritas akan kembali ke ke jalan yang benar setelah keadaan kembali normal. Secara umum, kata dia, asil survei ini membuat Koalisi Indonesia Kerja (KIK) lega.
"Sebuah awal yang baik," kata dia.
Ihwal Ahok yang diisukan menjadi salah satu tim kampanye Jokowi-Ma'ruf, Raja belum bisa memberi kepastian. "Sejauh yang saya tahu, beliau nggak gabung," kata dia.