REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lazismu berinisiatif menambah pengiriman fisioterapis. Terakhir, MDMC mengirim lima fisioterapis dari Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.
Pascagempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu, banyak masyarakat terdampak yang mengalami cedera. Karenanya, kebutuhan fisioterapis untuk penanganan korban gempa di sana meningkat.
Tim yang dipimpin fisioterapis RS PKU Muhammadiyah Bantul, Azimatul Aliyah itu, akan bertugas di Pos Komando sejak 19-25 Agustus 2018. Lokasi disesuaikan persebaran Pos Komand yang ada di Lombok Utara dan Lombok Timur.
Salah satu relawan MDMC di Lombok, Budi Santoso mengatakan, memang banyak masyarakat terdampak bencana yang membutuhkan bantuan fisioterapis. Untuk itu, tim telah mempersiapkan kebutuhan untuk memudahkan asesmen.
"Dari data yang diperoleh sebelum pemberangkatan, Tim Fisioterapis telah melakukan persiapan untuk asesmen, sehingga harapannya tidak ada kegagapan dalam melakukan asesmen," kata Budi melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/8).
Selain itu, tim fisioterapis membawa alat-alat kesehatan untuk menunjang saat asesmen dilaksanakan. Dengan persiapan yang matang, tim fisioterapis dapat melakukan pemulihan pasien pasca tindakan dari dokter.
Asesmen yang akan dilakukan tim fisioterapis MDMC mulai rehabilitasi terhadap pasien pasca operasi dikarenakan fraktur (patah tulang), pemulihan terhadap otot dan persendian yang mengalami tegang.
Senada, Ketua tim fisioterapis, Azimatul menuturkan, mereka akan melatih otot persendian dan tulang yang mengalami gangguan pasca gempa. Nantinya, pasien akan dilatih dengan diberikan alat bantu.
"Untuk mengembalikan fungsi otot, tulang dan persendian seperti semula," ujar Azimatul.
Tindakan pemulihan itu akan dilakukan menjadi tiga tahapan. Membantu gerak tubuh pasca operasi, latihan gerak persendian agar tulang tidak kontraktur, dan melakukan monitoring pasca tindakan.