Selasa 21 Aug 2018 17:10 WIB

20 Hektare Hutan Lindung Suligi Terbakar

Proses pemadaman karhutla sempat terkendala dengan sulitnya sumber air

Waterbombing yang dilakukan di atas areal hutan yang terbakar (ilustrasi)
Foto: Antara/Mike
Waterbombing yang dilakukan di atas areal hutan yang terbakar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Seluas 20 hektare areal hutan konservasi Bukit Suligi, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau terbakar. Pemadaman api sampai harus mengerahkan helikopter pengebom air guna penanggulangan.  "Alhamdulillah hari ini sudah teratasi kebakaran di sana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Selasa (21/8).

Ia menjelaskan proses pemadaman berlangsung sepanjang hari pada Senin (20/8). Hal itu dilakukan setelah kebakaran di lahan tersebut terpantau satuan tugas penanggulangan Karhutla setempat.

Upaya pemadaman tersebut, lanjut Edwar melibatkan personel TNI, Polisi hingga Manggala Agni dan BPBD Rokan Hulu. Selain itu, proses pemadaman juga diperkuat dengan pengerahan satu unit helikopter pengebom air. "Lokasi kebakaran di areal perbukitan sehingga kami mengerahkan helikopter waterbombing ke sana," jelasnya.

Lebih jauh, ia menuturkan proses pemadaman Karhutla sempat terkendala dengan sulitnya sumber air. Meski begitu, ia bersykur karena proses pemadaman di areal konservasi itu berjalan dengan baik dan maksimal.

Terpisah, Dandim 0313/KPR Letkol Inf Beny Setiyanto mengungkapkan bahwa areal Bukit Suligi yang terbakar ternyata meluas ke perkebunan sawit milik masyarakat, tepatnya di sekitar Kulim, Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Rokan Hulu. "Lebih kurang 20 hektar hutan Bukit Suligi dan lahan serta kebun kelapa sawit milik masyarakat di kawasan Bukit Suligi terbakar," ujarnya.

Ia menjelaskan lokasi kebakaran tepat pada posisi 0°29'30", 100°37'38",317. Untuk proses penegakan hukum, TNI menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menindaklanjutinya.

Sementara itu, Beny juga mengimbau agar masyarakat tidak lagi melakukan pembakaran lahan. Selain itu, dia juga meminta kepada seluruh prajurit TNI dan Polisi untuk tidak bosan menyosialisasikan larangan pembukaan lahan dengan cara dibakar.

Kebakaran yang melanda Bukit Suligi bukan merupakan hal baru. Hal itu disebabkan maraknya aksi pembalakan liar hingga perambahan hutan menjadi perkebunan sawit. Bukit Suligi memiliki luas hutan lindung sekitar 33 ribu hektare (ha). Hampir 80 persen atau 25.400,67 ha berada di Rokan Hulu dan sisanya 7.599,33 ha masuk wilayah Kampar.

Kawasan hutan lindung ini berada di Kecamatan Tandun dan Kecamatan Rokan IV Koto, Rokan Hulu serta di Kecamatan Bangkinang Barat, Kampar. Hutan Lindung Bukit Suligi merupakan hamparan hutan tropis basah dengan berjarak sekitar 139 kilometer ke arah Barat dari Kota Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau.

Dahulu kawasan hutan ini merupakan salah satu surga alam terindah bagi pengungjung yang suka jalan dengan menjelajahi wisata alam di Riau. Mereka bisa menjumpai beraneka ragam flora dan fauna langka.

Terdapat aliran sungai-sungai kecil, gua-gua dengan alam yang indah. Di hutan ini, tetdapat berbagai jenis binatang seperti rusa, kijang, beruang madu dan lain-lain. Pengunjung juga bisa berendam di sumber mata air panas untuk melepas penat.

Di tempat ini pula, dijadikan sebagai salah satu destinasi bagi penelitian biologi oleh para ahli. Karena hutan ini terbilang hutan alam yang masih lebat dan asri. Tak jarang, bagi penggemar petualangan menjadikan aliran sungai kecil tersebut sebagai lokasi arung jeram.

Tapi kini, kawasan lindung tetsebut kian terancam akibat perambahan dengan mengalihfungsikan secara ilegal menjadi perkebunan sawit dan karet yang diklaim milik warga tempatan. Bahkan, Bukit Suligi dikelilingi sejumlah desa seperti di Kecamatan Tandun seperti Suligi, Tandun, Sei Kuning, Puo Raya, Kumain, Dayo, dan Bono Tapung.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement