Selasa 21 Aug 2018 07:25 WIB

BNPT Beberkan Pola Radikalisme Masuk Kampus ke Guru Besar UI

Salah satu modus adalah memanfaatkan kesempatan penerimaan mahasiswa baru.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius
Foto: Republika TV/Fakhtar Khairon Lubis
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius membeberkan pola penyebaran radikalisme kepada para guru besar dan pejabat struktural Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI), Senin (20/8). Pihak universitas diminta melaporkan jika ada gejala terorisme.

"Saya diminta untuk memberikan pemahaman yang utuh bagaimana paham-paham itu bisa masuk ke dalam lingkungan pendidikan," ujar Kepala BNPT dikutip dari siaran pers di Jakarta, Selasa (21/8).

Menurut Suhardi, salah satu modus operandi penyebaran paham radikal adalah dengan memanfaatkan kesempatan penerimaan mahasiswa baru. Pihak fakultas, kata Suhardi, harus bisa mengidentifikasi dan melaporkan jika menemukan setiap fenomena dan gejala gejala yang tidak bagus dalam proses belajar mengajar di lingkungan pendidikan khususnya FEB ini.

Baca juga, Terduga Teroris di Probolinggo Meninggal karena Gagal Ginjal.

Pada kesempatan itu Kepala BNPT juga memberikan pembekalan kepada sekitar 400 mahasiswa baru FEB UI.

Dekan FEB UI Profesor Ari Kuncoro mengatakan, penjelasan Kepala BNPT itu untuk menjawab keprihatinan para akademisi khususnya yang ada di lingkungan FEB UI mengenai berkembangnya radikalisme di lingkungan perguruan tinggi.

"Dengan penjelasan lengkap dari Kepala BNPT tadi maka kami ingin mencegahnya langsung dari sumbernya bahwa yang namanya radikalisme dan terorisme itu asalnya dari intoleransi," katanya.

Menurut dia pelajaran kebangsaan seperti Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan mata kuliah Pancasila serta Kewiraan perlu diajarkan lagi. Salah satu syarat untuk bisa tetap eksis adalah menjaga nilai toleransi.  "Karena kita bangsa yang majemuk maka salah satu syarat untuk bisa eksis itu adalah toleransi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement