Senin 20 Aug 2018 19:19 WIB

Gempa Guncang Pesisir Barat Sumatra Dua Kali

Gempa tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Gempa. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gempa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gempa bumi kembali mengguncang pesisir barat Pulau Sumatra pada Senin (20/8). Gempa yang dirasakan pertama terjadi pada pukul 17.25 WIB dengan magnitudo 4 Skala Richter (SR). Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Minangkabau mencatat, pusat gempa terletak pada jarak 32 kilometer (km) sebelah tenggara Pariaman, Sumatra Barat dengan kedalaman hiposenter 10 km.

Gempa kedua terjadi pada pukul 17.51 WIB dengan magnitudo 5,1 SR. Episenter gempa tercatat pada jarak 18 km arah barat Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Sumatra Utara dengan hiposenter berkedalaman 17 km.

Plt Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Fajar Dwi Prasetyo menjelaskan, gempa bumi pertama yang berpusat di Sumbar cukup dirasakan oleh masyarakat di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, kata Fajar, gempa bumi tersebut tergolong dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut (sea floor faulting) yang terdapat antara Siberut dan Pantai Barat Sumatra Barat. Selain itu, analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi itu dipicu penyesaran mendatar.

"Mekanisme sumber ini, ujar Fajar, sesuai dan relevan dengan kondisi sesar bawah laut yang memiliki pergerakan mendatar di kedalaman 10 km di daerah tersebut," kata Fajar, Senin (20/8).

Seorang warga Kota Padang, Sanja (37 tahun), mengaku kaget saat guncangan terasa sore tadi. Ia sedang melayani pembeli di kedai kopi miliknya di kawasan Pondok, Kota Padang saat gempa terjadi. "Saya sih merasakan. Tapi rekan-rekan lainnya tidak merasa getaran," katanya.

Sementara untuk gempa kedua yang berpusat di Sumatra Utara, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono punya analisisnya. Menurutnya, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempa bumi itu termasuk dalam klasifikasi dangkal. Gempa disebabkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra.

"Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra," katanya.

BMKG merangkum, guncangan gempa bumi tersebut dirasakan warga di daerah Gunung Sitoli dan Sirombu Nias Barat dalam skala intensitas I-II SIG-BMKG atau II-III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

"Hingga pukul 18.18 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement