Senin 20 Aug 2018 16:47 WIB

Pembatik Bantul Ikuti Gerakan Sadar Sehat Hidung

Gangguan fungsi hidung mengancam kesehatan banyak orang termasuk pembatik.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Salah saru warga Dusun Bergan mempraktikan cara mencuci hidung.
Foto: UGM
Salah saru warga Dusun Bergan mempraktikan cara mencuci hidung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kebiasaan dan perilaku hidup sehat telah disadari oleh masyarakat. Contoh perilaku sadar kesehatan tersebut ditunjukkan dengan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari untuk menjaga kesehatan gigi dan kebiasaan membersihkan area telinga menggunakan cotton bud untuk menjaga kesehatan telinga. Akan tetapi, kesadaran mengenai kesehatan area hidung banyak diabaikan dan tidak mendapatkan perawatan khusus.

Oleh karena itu, sejumlah mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) menggelar Gerakan Sadar Sehat Hidung. Salah satu mahasiswa peserta PKM UGM, Cornelia Ancilla, mengatakan hidung memiliki peran yang sangat penting karena digunakan setiap saat tanpa henti untuk bernapas. Fungsi hidung dapat terganggu pada berbagai kondisi mulai dari polip, rhinosinusitis, rhinitis hingga kanker hidung.

Menurutnya, resiko gangguan fungsi hidung ini mengancam kesehatan banyak orang termasuk pembatik. Banyak artikel penelitian menyebutkan asap lilin pada proses membatik itu mengandung akrolein dan produk-produk lain seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen klorida, formaldehida, nitrit oksida, hidrogen sulfida, dan gas iritan. Ada juga bahan-bahan kimia seperti sodium hidroksida, sodium karbonat, sodium silikat, naftol, soda kaustik dan juga lilin atau malam.

“Nah, bahan-bahan itu sangat berbahaya terutama bagi kesehatan hidung para pembatik maupun masyarakat di daerah produksi batik. Salah satunya di Dusun Pembatik Bergan,” ujar Cornelia Ancilla dalam keterangan pers, Senin (20/8).

Berdasarkan bahaya asap batik bagi kesehatan hidung tersebut Cornelia Ancilla atau biasa disapa Lia, salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran UGM bersama empat orang temannya dari berbagai fakultas lain yaitu Bernadeta Yosefani, Bintang Wijaya, Menuk Rizka Alauddina, dan Urfa Tabtila membentuk suatu Program Sadar Sehat Hidung di Dusun Bergan, Wijirejo, Bantul. Program ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa yang diadakan oleh Kemenristekdikti bidang Pengabdian Masyarakat.

Gerakan Sadar Sehat Hidung merupakan rangkaian program untuk menjadikan Dusun Bergan yang merupakan dusun pembatik sebagai pelopor gerakan sadar sehat hidung. Sebagai bagian dari rangkaian program, tim PKM ini berhasil mengadakan pelatihan cuci hidung pada 13 Mei 2018 di rumah Ketua Dusun Bergan, Tulus. Kegiatan yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan ibu-ibu PKK ini dihadiri oleh 25 warga dari Dusun Pembatik Bergan.

Kegiatan pelatihan cuci hidung diawali oleh penyampaian materi mengenai pentingnya menjaga kesehatan hidung oleh Dokter Veby Novri Yendri. Pada sesi ini, masyarakat sangat antusias dan bersemangat menanyakan beberapa hal terkait kesehatan hidung kepada Veby.

Kegiatan dilanjutkan dengan demo cuci hidung yang dilakukan oleh Lia selaku ketua tim bersama Menuk. Selanjutnya, masyarakat diperbolehkan mempraktekkan cuci hidung secara langsung dengan dibantu oleh anggota tim beserta Veby menggunakan alat cuci hidung yang didesain sendiri oleh salah satu anggota tim ini. Hampir semua masyarakat ingin mencoba, bagi mereka cuci hidung merupakan hal baru yang unik dan juga bermanfaat.

photo
Dua mahasiswa UGM mengajarkan cara mencuci hidung sebagai bagian dari program Gerakan Sadar Sehat Hidung.

“Harapannya, kegiatan yang diawali dari Dusun Bergan ini bisa mendapat dukungan dari masyarakat yang lebih luas lagi sehingga semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya kesehatan hidung,” imbuh Menuk.

Selain cuci hidung, masih ada program-program lainnya yang diusung oleh lima mahasiswa UGM ini untuk menjadikan Dusun Bergan sebagai dusun pelopor kesehatan hidung. Program lain itu antara lain pengelolaan tanaman herbal untuk kesehatan terutama kesehatan hidung sesuai dengan potensi dari Dusun ini yang memiliki taman herbal yang ditanami jahe merah.

Lebih lanjut Lia menjelaskan, setelah selesai melaksanakan program bersama Dusun Bergan, diharapkan gerakan sadar sehat hidung ini dapat diterapkan dan disebar luaskan di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga kesehatan hidung masyarakat dapat meningkat dan mengurangi prevalensi penyakit terutama penyakit saluran pernapasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement