Senin 20 Aug 2018 03:00 WIB

Lapangan Terbuka di Mataram Penuh dengan Pengungsi Gempa

Seperti di halaman TVRI, lapangan dekat Islamic Center dan Lapangan Auri

Warga memilih tetap berada diluar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8). Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter kembali mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita yang berpusat di timur laut Lombok Timur pada kedalaman 10 km.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Warga memilih tetap berada diluar rumah pascagempa di Ampenan, Mataram, NTB, Minggu (19/8). Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter kembali mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita yang berpusat di timur laut Lombok Timur pada kedalaman 10 km.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lapangan terbuka di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), penuh pengungsi yang mendirikan tenda pascagempa tektonik 6,9 Skala Richter (SR). Gempa berpusat di Lombok Timur pada Ahad (19/8) malam.

Dari pantauan Antara di Mataram, Senin (20/8) dini hari, lapangan yang dipenuhi oleh pengungsi itu, seperti di halaman Gedung TVRI, lapangan di dekat Islamic Center Jalan Udayana dan Lapangan Auri.

Mereka mendirikan tenda alakadarnya karena tidak berani untuk pulang ke rumah. Mengingat guncangan gempa yang berturut-turut sehingga dikhawatirkan membahayakan keselamatan.

Tidak sedikit pula, warga yang mendirikan tenda alakadarnya di atas trotoar seperti di Jalan Majapahit. Bahkan tidak sedikit yang tidur hanya beralaskan tikar tanpa menggunakan terpal.

Sebenarnya pada Ahad (19/8) pagi, warga sudah banyak yang meninggalkan tenda pengungsian. Namun mereka kembali setelah dua gempa susulan yang terjadi pada Ahad (19/8) siang dengan kekuatan 5,4 SR dan 6,5 SR yang berpusat di Lombok Timur.

Seperti warga yang tinggal di kawasan Senggigi, semula sudah kembali ke rumah masing-masing. Namun ketika gempa terjadi pada Ahad siang, warga kembali lagi ke pengungsian.

"Ditambah lagi dengan gempa susulan 7 SR pada Minggu malam," kata seorang warga Senggigi.

Kendaraan ambulans yang membawa korban gempa tektonik 7 Skala Richter, hilir-mudik menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mobil ambulans itu melaju kencang dari arah barat ke arah timur Jalan Majapahit menuju RSUD Kota Mataram.

Bahkan terlihat juga beberapa mobil bak terbuka melaju kencang membawa korban sambil menyalakan lampu mobil warna kuning. Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal di Jalan Majapahit, mendirikan tenda karena masih khawatir untuk kembali ke rumah.

Sampai saat berita ini diturunkan belum ada laporan resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram terkait korban jiwa akibat gempa 6,9 SR.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement