REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Barat, NTT merilis gempa tektonik berkekuatan 6,8 SR yang mengguncang kabupaten itu pada pukul 22.35 WITA dengan kedalaman 559 kilometer tersebut, tidak berdampak pada kerusakan material. Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Manggarai Barat Frans, Jumat (17/8) malam, mengatakan bahwa gempa yang mengguncang wilayah Flores Barat itu lokasinya sangat jauh di laut lepas sehingga tak berdampak pada kerusakan wilayah darat.
"Kekuatan gempanya hanya dirasakan kurang lebih dua sampai tiga detik saja. Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan akibat dari gempa itu," katanya.
Sebelumnya diberitakan gempa berkekuatan 6,8 SR guncang Kabupaten Manggarai Barat. Gempa itu terjadi pada lokasi 7,55 Lintang Selatan (LS)-119.89 Bujur Timur (BT) tepatnya 125 kilometer Barat Laut kabupaten tersebut. Gempa tersebut juga dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang bahwa tidak menimbulkan tsunami yang dapat menggangu aktivitas masyarakat di daerah itu.
#Gempa Mag:6.7, 17-Agu-18 22:35:00 WIB, Lok:7.55 LS, 119.89 BT (Pusat gempa berada di laut 125 km Barat Laut Manggarai Barat), Kedlmn:559 Km Dirasakan (MMI) IV Bima, IV Lombok Utara, III-IV Waingapu, III Mataram, III Loteng, III Kuta, II-III Denpasar, II Lobar #BMKG pic.twitter.com/9aeI8bSSfy
— BMKG (@infoBMKG) August 17, 2018
Frans menambahkan, saat terjadi gempa sebagian masyarakat juga sempat berlarian ke luar rumah. Namun, tak menimpulkan kepanikan sebab gempa yang dirasakan juga sedang.
Kekuatan gempa itu tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di Manggarai Barat. Namun, juga dirasakan oleh masyarakat di Sumba Barat Daya yang guncangannya terjadi sampai tiga kali.
Gempa juga dirasakan terjadi di kota Mataram dengan waktu gempa selama tiga detik, sama seperti di Kota Ende Flores. Sementara itu di Lombok Tengah, NTB guncangan gempa berlangsung tiga sampai empat menit.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Kupang Rahmat Triyono mengatakan, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat kompresi antara tarikan ke bawah (slab pull) dengan gaya apung ke atas (buoyance force).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault)," tambahnya.
Dampak gempa bumi berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap BMKG) menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di Bima, Lombok Utara II SIG-BMKG (IV MMI), Waingapu II SIG-BMKG (III-IV MMI), Mataram, Lombok Tengah, Kuta II SIG-BMKG (III MMI), Denpasar II SIG-BMKG (II-III MMI), Lombok Barat I SIG-BMKG (II MMI). BMKG belum menerima laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.