REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PDI Perjuangan menjadikan peringatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI sebagai momentum kebangkitan Indonesia Raya. Lewat peringatan proklamasi, partai nasionalis ini ingin harkat dan martabat bangsa Indonesia sebagai bangsa pejuang terus digelorakan.
Demikian pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang disampaikan Sekjen Hasto Kristiyanto saat menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-73 RI di lapangan depan kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/8).
“Saya sampaikan salam dari Ibu Megawati Soekarnoputri. Beliau ingatkan upacara hari ini betul-betul dilaksanakan karena semangat nasionalisme Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” kata Hasto.
Di saat yang hampir bersamaan, Megawati menghadiri upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka. Sekitar seribu kader PDI Perjuangan di Jakarta hadir dalam upacara sederhana namun khidmat di bawah terik matahari pagi ini. Peserta termasuk sejumlah pengurus DPP PDI Perjuangan seperti, Andreas Pareira, Utut Adianto, Mindo Sianipar, dan Ribka Ciptaning.
Melanjutkan pesan Megawati, Hasto mengajak para kader Banteng Moncong Putih untuk menjadikan peringatan kemerdekaan ini untuk mempelopori gerakan rakyat di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Sebab, bangsa ini bangkit jadi bangsa pelopor bukan karena kepemimpinan saja, tapi karena gerak dinamis seluruh masyarakat Indonesia,” kata Hasto.
Hasto menjelaskan, kebangkitan Indonesia Raya salah satunya dilakukan dengan memperkokoh semangat berdiri di atas kaki sendiri (berdikari), seperti yang selalu dikumandangkan sang proklamator, Bung Karno.
“Marilah kita kumandangkan semangat kesejatian bangsa Indonesia. Kita benahi seluruh sistem pendidikan kita, pendidikan berbudi pekerti. Kita tingkatkan produktivitas kita sebagai bangsa yang mampu berdikari,” imbuhnya.
Hasto mengatakan, pada awal kemerdekaan, Bung Karno lewat kontempelasinya telah melahirkan gagasan-gagasan besar tentang masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Juga tentang kepeloporan Indonesia di dunia internasional dalam memperjuangkan kemerdekaan abadi bagi segala bangsa.
“Hasilnya pada tahun 1955 kita jadi bangsa pelopor bangsa pemimpin di antara bangsa Asia Afrika. Pada periode itu kita begitu aktif mewarnai dinamika politik dunia berdasarkan politik luar negeri yang bebas dan aktif,” ujarnya.
Setelah melaksanakan upacara dan salat Jumat, para kader PDI Perjuangan bersama masyarakat juga akan mengikuti sejumlah lomba di tempat yang sama. Setidaknya ada 7 pohon pinang yang akan dipanjat oleh para peserta pada sore harinya.