Kamis 16 Aug 2018 12:01 WIB

Kawasan Wisata di KEK Mandalika Tetap Aman Dikunjungi

Bangunan di KEK Mandalika tidak terdampak gempa.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Pantai Kuta di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Pantai Kuta di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam kondisi aman. Perusahaan BUMN yang mengelola KEK Mandalika, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menyampaikan kondisi di KEK Mandalika tidak terdampak gempa.

Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan mengatakan, getaran gempa pada Ahad (5/8) malam memang dirasakan di KEK Mandalika. Namun, getaran dalam skala yang ringan.

"Memang ada kerasa tapi nggak sampai ada kerusakan," ujarnya di Pantai Kuta, Mandalika, Lombok Tengah, Kamis (16/8).

Menurutnya, tidak ada kerusakan berarti pada bangunan di dalam kawasan tersebut dan juga tidak ada korban jiwa akibat gempa. Dia mengatakan ITDC juga telah mendatangkan lembaga yang kredibel untuk melakukan uji kelayakan terhadap seluruh bangunan yang ada di KEK Mandalika. "Bangunan-bangunan tersebut dinyatakan aman untuk kembali difungsikan," ujarnya.

Ngurah menyampaikan, dalam dua pekan terakhir, KEK Mandalika tetap beroperasi seperti biasa. Selain Kuta Beach Park yang tetap dibuka, pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung seperti Hotel Pullman dan proyek sentral parkir serta UMKM Bazaar Mandalika juga terus dilanjutkan.

"ITDC mengundang wisatawan untuk tetap berkunjung ke KEK Mandalika, dan ke kawasan wisata di Lombok yang tidak terdampak bencana sehingga ikut mendukung pemilihan industri wisata di Lombok," kata dia.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga hari kesepuluh penanganan gempa, kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh gempa bumi terus bertambah. Berdasarkan basis data terakhir, kerugian ekonomi tembus Rp 7,45 triliun.

Tim dari Kedeputian Rehabiitasi dan Rekontruksi BNPB masih melakukan hitung cepat dampak gempa." Angka itu masih terus bertambah seiring data yang terus masuk ke Posko,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resmi, Rabu (15/8) sore.

Ia mengungkapkan, kerugian tersebut meliputi sektor permukiman Rp 6,02 triliun, sektor infrastruktur RP 9,1 miliar, sektor ekonomi produktif Rp 570,55 miliar, sektor sosial Rp 779,82 miliar, dan lintas sektor Rp 72,7 miliar. Sektor permukiman merupakan penyumbang terbesar dari kerusakan dan kerugian akibat bencana yaitu mencapai 81 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement