Selasa 14 Aug 2018 11:07 WIB

Krisis Air Bersih, Lapas Singkawang Andalkan Air Kolam

Pendistribusian air dari PDAM masih terbatas.

Krisis Air.   (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Krisis Air. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Singkawang, Kalimantan Barat, Sambiyono mengatakan sampai saat ini masih memanfaatkan sumber air kolam untuk memenuhi kebutuhan air narapidana. "Jadi sampai saat ini kami masih memanfaatkan sumber air kolam yang ada di sekitar lapas untuk memenuhi kebutuhan warga binaan," kata Sambiyono, Selasa (14/8).

Dia mengatakan, meskipun sumber air kolam belum dapat memenuhi air bersih warga binaan, tapi setidaknya air tersebut masih dapat digunakan untuk mencuci pakaian dan mandi. Untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih, pengelola lapas sudah melakukan penyambungan ke PDAM Singkawang. Hanya saja pendistribusiannya belum lancar.

"Kondisinya masih hidup mati, hidup mati sehingga belum berani saya sambungkan untuk kebutuhan warga binaan, jadi baru sebatas di kantor saja. Karena apabila air sudah habis tentu akan menjadi masalah," ujarnya.

Terlebih sekarang ini Kota Singkawang masih kemarau sehingga untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih warga binaan, ia terpaksa harus membeli air menggunakan tangki. "Satu bulan bisa sampai empat atau lima tangki air, dengan satu tangkinya seharga Rp 170 ribu. Alhamdulillah tidak akan kekurangan kalau hanya untuk minum warga binaan," katanya.

Direktur PDAM Gunung Poteng Singkawang Kristina Killin mengatakan sumber air baku untuk pelanggan Lapas Singkawang berasal dari IPA 150 liter per detik. "Airnya ada, cuma kendalanya jaringan distribusi utama (JDU) masih belum ada. Kalau nanti sudah ada JDU-nya sendiri dipastikan pendistribusian air bisa maksimal ke arah lapas," ujarnya. 

Menurut dia, solusinya harus ada JDU yang lebih besar di IPA 150 liter per detik serta pemasangan boster di Sakok. "Mudah-mudahan 2019 bisa direalisasikan," ujarnya.

Selama ini, sejak diresmikan IPA 150 liter per detik cakupan pendistribusiannya masih terbatas. "Sementara ini masih menggunakan JDU yang kecil yaitu berasal dari IPA 2," katanya.

Jadi, kalau pun airnya dipompa dengan pompa yang besar tapi karena kapasitas IPA-nya kecil, hasilnya tetap kecil. "Jadi sama saja airnya yang keluar pasti tetap kecil," katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement