Senin 13 Aug 2018 08:46 WIB

Pasang Telinga Agar tak Salah Peron di Stasiun Manggarai

Suara petugas yang membawa pelantang suara bercampur dengan suara pengumuman.

Rep: Muslim AR/ Red: Ani Nursalikah
Petugas di Stasiun Manggarai, Jakarta membawa megaphone portabel dan berjaga di titik penyeberangan untuk memberitahu penumpang tentang perubahan jalur, Senin (13/8).
Foto: Republika/Muslim AR
Petugas di Stasiun Manggarai, Jakarta membawa megaphone portabel dan berjaga di titik penyeberangan untuk memberitahu penumpang tentang perubahan jalur, Senin (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang transit di stasiun Manggarai harus mendengar lebih seksama agar tidak salah peron saat menunggu kereta karena ada perubahan jalur di stasiun Manggarai. Namun, dengan banyaknya pelantang suara portabel yang dibawa petugas menyebabkan kebisingan.

Terlebih suara dari pengeras suara stasiun membuat penumpang tidak bisa mendengar dengan jelas. "Jadi bingung, yang itu (suara petugas dari pengeras suara stasiun) ngomong jalur 5, yang mbaknya (petugas dengan megaphone portabel) bilang jalur 10," kata Haryanto (33 tahun) salah seorang penumpang di stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/8).

Di setiap penyeberangan antarperon, berdiri empat sampai tujuh petugas. Dua di antaranya memakai pelantang suara portabel untuk memberitahu para penumpang tentang perubahan jalur ini. Petugas-petugas ini ditanyai oleh penumpang tentang peron mana yang harus mereka naiki karena adanya perubahan jalur.

"Pasar Minggu, Depok, sampai stasiun Bogor ke peron delapan," kata seorang petugas dengan papan nama Hartono.

Hartono berkali-kali ditanyai penumpang. Pertanyaan yang sama, tentang peron mana yang harus mereka naiki jika ingin ke Tanah Abang, Bogor, Bekasi atau Jakarta Kota. Sebanyak 30 orang petugas tambahan dari berbagai stasiun diperbantukan untuk menginformasikan perubahan jalur di stasiun Manggarai ini.

Menurut Manajer Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa, untuk sementara pelayanan KRL Bogor Line dan KA Komuter Bandara dipindah ke jalur delapan, sembilan, dan 10 terhitung sejak Sabtu, 11 Agustus 2018 pukul 00.00 WIB. Sedangkan, jalur enam dan tujuh pada Stasiun Manggarai dimatikan.

photo
Suasana Stasiun Manggarai, Senin (13/8). Foto: Republika/Muslim AR

Perubahan pola operasi akibat perubahan jalur rel KRL di Manggarai ini diberitahukan memang akan berdampak pada bertambahnya waktu perjalanan KRL sekitar lima-10 menit. Eva mencontohkan, waktu perjalanan KRL lintas Bogor-Jakarta Kota dari yang semula satu jam 55 menit menjadi dua jam atau dua jam lima menit.

Dalam perencanaannya, jalur rel di stasiun Manggarai akan dibangun dua tingkat untuk memisahkan jalur kereta api, yakni kereta api jarak jauh, kereta commuter jabodetabek, dan kereta api bandara. Dari keterangan Eva, Stasiun Manggarai akan dibangun sebanyak tiga lantai, yakni lantai satu akan terdiri dari jalur KA lintas Bekasi empat jalur, KA Komuter Bandara empat jalur dengan panjang peron untuk 12 stamformasi kereta.

Selanjutnya, di lantai dua akan terdiri dari layanan penumpang dengan luas lantai kurang lebih 9.108 meter persegi dan kapasitas untuk kurang lebih 17.800 orang. Di lantai ini dilengkapi lift dan eskalator. Lantai tiga akan terdiri dari jalur KA utama (mainline) enam jalur dan Bogor line empat jalur dan panjang peron untuk 12 stamformasi kereta.

Berikut perpindahan jalur di Stasiun Manggarai.

  • Jalur Jakarta Kota-Bekasi masuk jalur I, II dan IV.
  • Jalur Bekasi-Jakarta Kota masuk jalur I dan III.
  • Jurusan Jakarta Kota-Bogor masuk jalur V,VIII dan X.
  • Jurusan Bogor-Jakarta Kota masuk jalur III dan V.
  • Jurusan Tanah Abang-Bogor masuk jalur V, VIII dan X.
  • Jalur Bogor-Tanah Abang masuk Jalur III dan V.
  • KRL Feeder Masuk Jalur II dan KA Bandara di Jalur IX.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement