Senin 13 Aug 2018 08:32 WIB

Pariaman Expo Ingin Roketkan UMKM Sumbar ke Pasar Dunia

Pariaman Expo ditargetkan dikunjungi 20 ribu pengunjung.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Pariaman Expo 2018 yang digelar di kawasan Pantai Gandoriah menghadirkan ratusan stan pameran produk UMKM. Acara ini diadakan hingga Ahad (19/8) mendatang.
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Pariaman Expo 2018 yang digelar di kawasan Pantai Gandoriah menghadirkan ratusan stan pameran produk UMKM. Acara ini diadakan hingga Ahad (19/8) mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatra Barat menggelar 'Pariaman Expo' 2018 di kawasan wisata Pantai Gandoriah. Jejeran stan yang memamerkan produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengan (UMKM) siap menyambut masyarakat yang berkunjung sejak Ahad (12/8) hingga Ahad (19/8) nanti.

Berbeda dengan penyelenggaraan tahun lalu yang lebih menyasar konsumen dalam provinsi, gelaran tahun ini menarget adanya transaksi oleh konsumen luar provinsi hingga internasional.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan UMKM Kota Pariaman Gusniyati Zaunit menjelaskan, pihaknya menargetkan adanya 20 ribu pengunjung selama Pariaman Expo 2018 digelar hingga pekan depan. Pemkot Pariaman juga menaksir adanya peningkatan angka transaksi hingga 50 persen menjadi Rp 3 miliar, dari raihan transaksi tahun 2017 sebesar Rp 2 miliar.

"Untuk mencapai target tersebut, jauh-jauh hari kami sudah promosikan ke provinsi lain, seperti Riau, Jambi, dan Bengkulu. Kami juga support produk kerajinan lokal untuk tembus pasar Eropa," kata Gusniyati, Ahad (12/8).

photo
Pariaman Expo 2018 yang digelar di kawasan Pantai Gandoriah menghadirkan ratusan stan pameran produk UMKM. Acara ini diadakan hingga Ahad (19/8) mendatang.

Dalam Pariaman Expo 2018 ini, Pemkot Pariaman menghadirkan 65 stan UMKM dan 40 stan pedagang kreatif. Sejumlah produk unggulan Pariaman yang dihadirkan, seperti kerajinan sulam, rajutan, bordir, dan makanan khas Pariaman.

"Dan aneka kerajinan dari batok kelapa dan batang kelapa. Kami tak hanya promosikan tapi juga target pasar ekspor," katanya.

Pemkot Pariaman juga tak ingin setengah-setengah dalam meraih pasar ekspor. Gusniyati mengatakan, pihaknya telah menggandeng Kementerian Perdagangan untuk melakukan kurasi produk UMKM dan produk kreatif. Kemendag juga membantu menyiapkan konsep pemasaran produk kerajinan lokal untuk bisa diterima konsumen mancanegara.

"Eropa misalnya, mereka membidik kerajinan yang berasal dari alam. Seperti anyaman dan produk dari lidi," kata Gusniyati.

Berdasarkan catatan pemerintah, terdapat total 7.065 unit UMKM di Kota Pariaman. Dari angka tersebut, sebanyak 1.300 unit UMKM menghasilkan produk kerajinan dan sisanya adalah UMKM yang bergerak di sektor lainnya.

Sementara itu, pelaku UMKM pun mengapresiasi adanya Pariaman Expo 2018 ini. Salah satu pelaku UMKM, Hidayat Niihsan (21 tahun) misalnya, mengaku memiliki kesempatan untuk mengenalkan produk kerajinannya yang berbahan dasar lidi melalui pameran. Ia bahkan mengaku mengalami kenaikan omzet saat mengikuti pameran dibanding hari biasa.

"Tahun lalu misalnya, omzet kami bisa Rp 1,5 juta dalam sepekan pameran. Ini lumayan dibanding kalau hari biasa," kata Hidayat.

Hidayat berharap Pemkot Pariaman membuka ruang lebih luas bagi pelaku UMKM seperti dirinya untuk memperluas pasar. Ia juga berharap, pemerintah mempermudah pelaku UMKM untuk mengakses permodalan di perbankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement