Senin 13 Aug 2018 03:07 WIB

27 Perahu Hias Meriahkan Festival Serayu

Festival Serayu bertujuan menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Gita Amanda
Bendung Gerak Serayu
Bendung Gerak Serayu

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sebanyak 27 perahu pengangkut pasir yang dihias sedemikian rupa, meramaikan kegiatan Festival Serayu 2018, Ahad (12/8). Ke-27 perahu hias tersebut merupakan perahu penambang pasir yang dihias oleh tim dari sejumlah SKPD, organisasi dan pelaku wisata, dan kalangan pengusaha.

Festival Serayu 2018 yang sudah digelar untuk ke-10 kalinya ini, berlangsung dua hari. Pada Sabtu (11/8), kegiatan utama yang dilaksanakan berupa lomba balap perahu pasir di perairan sekitar Bendung Gerak Serayu Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo. Kepala Bidang Pariwisata Dinporabudpar Banyumas, Saptono Supriyanto, mengatakan dalam lomba tersebut ada 25 tim perahu para penambang yang ikut berlomba.

Sedangkan dalam lomba perahu hias, perahu berangkat dari depo pasir yang berada di Desa Sokawera Kecamatan Patikraja. Perahu hias ini menyusuri aliran Sungai Serayu sejauh 10 kilometer hingga Bendung Gerak Serayu.

Saptono juga menyebutkan, selain lomba balap perahu pasir dan perahu hias, acara  festival juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lain. Antara lain lomba lukis tingkat pelajar SMP, pameran kuliner, lomba foto kegiatan dan lomba foto selfie. Seluruh kegiatan dipusatkan di area paskir Bendung Gerak Serayu. Selain itu, juga ada acara kemah yang diselingi dengan hiburan musik serta pertemuan dengan pelaku wisata dari Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS).

Penjabat Bupati Banyumas Budi Wibowo yang melepas keberangkatan perahu hias di Desa Sokawera, menyatakan tujuan diselenggarakannya Festival Serayu antara lain untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

''Festival ini tidak semata-mata untuk menarik minat wisatawan, namun juga untuk menumbuhkan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup, khususnya Sungai Serayu,'' jelasnya.

Menurutnya, keberadaan sungai sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. ''Sungai merupakan sumber kehidupan semua mahluk hidup karena ikut menjaga keberadaan air tanah. Tanpa air, kita tidak akan bisa hidup,'' katanya.

Bahkan pada masa sekarang ini, sungai juga dimanfaatkan manusia untuk berbagai hal. Baik sebagai pembangkit listrik tenaga air, sarana olah raga, dan juga pariwisata.

Ketua Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS) Eddy Wahono, mengatakan kegiatan Festival Serayu awalnya digagas BBWSSO (Balai Besar Wilayah Serayu Opak) dan PMPS untuk memromosikan eksotisme wisata Sungai Serayu. ''Melalui kegiatan ini, pariwisata Serayu makin dikenal, sehingga aktivitas penambangan pasir menjadi makin berkurang,'' jelasnya.

Namun setelah berjalan empat kali, festival tersebut dimasukkan dalam agenda wisata Dinporabudpar Kabupaten Banyumas, sehingga mendapatkan stimulus anggaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement