REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon wakil presiden RI, Sandiaga Salahuddin Uno mengangkat isu ekonomi saat menghadiri peluncuran acara "Anak - Anak Warakas Maju dan Bahagia" di Warakas, Jakarta Utara, Sabtu (11/8). Ia menjanjikan penurunan harga kebutuhan pokok.
"Saya mencoba menghadirkan Indonesia lebih sejahtera dengan membuka lapangan kerja. Emak-emak nanti harga Insya Allah turun," katanya. Hal itu disampaikannya karena harga-harga kebutuhan pokok masyarakat yang terus melonjak dan tidak stabil.
Sandiaga mengatakan ia sebelumnya memulai perjalanan menjadi pemimpin DKI dari Warakas. Saat ini, ketika dia mencalonkan diri menjadi wakil presiden RI, dimulai lagi dari kawasan Warakas.
Menurut dia, kedatangannya ke acara tersebut untuk memperkenalkan manfaat susu bagi anak-anak di Warakas. "Bahan pangan khususnya seperti susu dan telur itu harus kita jaga, khususnya stabilitas harga dan terjangkau untuk masyarakat," katanya.
Susu tersebut untuk asupan protein, agar generasi muda sigap dalam menatap masa depan. Menurutnya, peningkatan gizi penting khususnya di Jakarta Utara karena wilayah itu memiliki tingkat pendidikan salah satu yang terendah di ibu kota.
"Dan kita pastikan generasi muda kita mendapatkan pendidikan yang tuntas dan berkualitas. Tadi ibu-ibu, emak-emak berterima kasih karena susu merupakan komoditas langka, mereka bisa didapatkan untuk anak-anak mereka," kata Sandiaga.
Ekonomi memang menjadi salah satu isu yang diusung pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat mendeklarasikan diri untuk menjadi bakal calon presiden dan calon wakil presiden. Sebelumnya, Sandiaga mengatakan ingin membangun ekonomi yang kuat dan membuka lapangan kerja. Ia berharap dapat memastikan harga-harga terjangkau dan memastikan stabilitas bahan pangan.
"Dan insya Allah menjadikan percepatan pembangunan dengan pemerintahan yang beradab. Terima kasih," ujar Sandiaga, Kamis (9/8).
Bakal calon presiden Prabowo Subianto telah menunjuk Sandiaga Uno sebagai pendampingnya untuk maju pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Mereka diusung koalisi Partai Gerindra, Partai Demokrat, PAN, dan PKS.
Sementara, calon presiden Joko Widodo memilih Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya. Dalam pencapresannya, Joko Widodo didukung sembilan partai politik, yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, dan PKPI.