Jumat 10 Aug 2018 20:39 WIB

Gempa Dikaitkan Dukungan ke Jokowi, TGB: Ya Allah...

TGB hari ini mengikuti rapat terbatas penanganan gempa NTB di Istana Kepresidenan.

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kanan) mengunjungi pengungsian korban gempa bumi di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Presiden Jokowi mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan untuk perbaikan Rp 50 juta per rumah korban gempa yang mengalami kerusakan.
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kanan) mengunjungi pengungsian korban gempa bumi di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Selong, Lombok Timur, NTB, Senin (30/7). Presiden Jokowi mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan untuk perbaikan Rp 50 juta per rumah korban gempa yang mengalami kerusakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB Muhammad Zainul Majdi menyebut pihak-pihak yang melakukan politisasi terhadap bencana alam gempa bumi di Lombok sebagai pihak yang cacat iman. Belakangan, muncul tudingan di media sosial bahwa bencana di NTB adalah azab lantara TGB mengalihkan dukungan ke Joko Widodo (Jokowi).

"Ya Allah, enggaklah. Itu menurut saya cara pandang itu menunjukkan kecatatan dalam keimanan," kata TGB di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (10/8).

TGB hadir di Istana Kepresidenan untuk mengikuti rapat terbatas yang langsung dipimpin Presiden Jokowi terkait penanganan dampak bencana gempa di Provinsi NTB. Menurut TGB, mereka yang tega mengaitkan isu gempa dengan pilihan politik TGB menunjukkan tingkat kecacatan keimanan.

"Enggak usahlah, gempa itu (isu) kemanusiaan, enggak usah dipolitisasi," kata TGB.

TGB menambahkan, semua takdir baik ataupun buruk sudah menjadi ketetapan Allah. "Karena semua takdir baik atau buruk itu ketetapan Allah. Jadi repot juga kalau mengukur bahwa suatu musibah itu tanda Allah marah," katanya.

Pada saat Rasulullah SAW berdakwah, kata TGB mencontohkan, kemudian Rasulullah mendapatkan perlakuan buruk dari mulai dilempari batu lalu luka-luka, diusir, bahkan mau dibunuh. Itu semua menjadi cermin bahwa segala sesuatu yang baik tidak selamanya mudah untuk diperjuangkan.

"Bukan berarti dakwahnya tidak baik, kan begitu. Artinya semua fenomena alam itu ada penjelasan ilmiahnya dan penjelasan keimanannya itu adalah takdir dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, ya untuk menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk memperbanyak syukur, memperbanyak sabar, dan semakin mendekat pada Allah," katanya.

TGB juga memohon doa untuk anak perempuannya. Anak perempuan TGB mengalami luka-luka karena tertimpa reruntuhan bangunan posko akibat gempa Lombok pada Kamis (9/8) kemarin.

"Alhamdulillah sudah (membaik). Mudah-mudahan. Doain ya," kata TGB di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (10/8).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban akibat gempa Lombok, NTB bertambah menjadi 321 jiwa. Semua korban meninggal sudah diverifikasi.

"Jumlah korban akibat gempa terus bergerak naik. Korban yang sebelumnya belum dilaporkan dan korban yang berhasil dievakuasi menambah jumlah korban," kata Sutopo melalui pesan tertulis, Jumat.

Sutopo mengatakan, jumlah korban terbanyak berasal dari Kabupaten Lombok Utara, yaitu mencapai 273 orang, kemudian Kabupaten Lombok Barat (26), Kabupaten Lombok Timur (11), Kota Mataram (tujuh), Kabupaten Lombok Tengah (dua) dan Kota Denpasar (dua). Jumlah pengungsi akibat gempa mencapai 270.168 orang yang tersebar di ribuan titik. Jumlah pengungsi juga diperkirakan terus bertambah karena belum semua terdata dengan baik.

"Di beberapa tempat dilaporkan masih terdapat pengungsi yang belum menerima bantuan terutama Kecamatan Gangga, Kayangan dan Pemenang yang berada di bukit-bukit dan desa terpencil," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement