Jumat 10 Aug 2018 17:33 WIB

Tak Dukung Jokowi atau Prabowo, Yusril: PBB Fokus Pileg

PBB tidak punya pilihan kecuali kerja keras dan fokus menghadapi pileg.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra tiba di Hotel Menara Peninsula Jakarta untuk menghadiri Ijtima' Ulama GNPF, Jumat (27/7).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra tiba di Hotel Menara Peninsula Jakarta untuk menghadiri Ijtima' Ulama GNPF, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyebut partainya tidak mengusung pasangan calon pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. PBB tidak memberikan dukungan baik untuk pejawat Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno karena ingin fokus ke pemilu legislatif (pileg). 

Yusril mengatakan partainya ingin lolos ambang batas parlemen empat persen setelah pada pemilu sebelumnya tidak berhasil meloloskan wakilnya ke DPR RI. "Seluruh kader saya minta fokus ke Pileg agar PBB memperoleh suara di atas empat persen dan kembali eksis di DPR," ujar Yusril dalam keterangannya, Jumat (10/8).

Selain itu, ia mengatakan, PBB tidak punya kursi di DPR. PBB, ia menyebutkan, hanya punya suara sah secara nasional. 

Pencalonan dua pasangan calon, yakni Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga, menggunakan kursi, bukan suara sah secara nasional. “Dengan digunakannya cara ini, maka PBB tidak dalam posisi dapat mencalonkan atau “mengusung” pasangan calon," kata dia.

Yusril juga menyinggung tidak pernah ada ajakan dari dua capres, baik Jokowi maupun Prabowo, ke PBB untuk mendukung mereka. Menurut Yusril, ketiadaan ajakan tentunya membuat PBB tidak memberi dukungan. 

Kendati demikian, Yusril memahami, tidak adanya ajakan dari kedua capres karena PBB sekarang tidak punya kursi di DPR. Apalagi, ia menambahkan, berdasarkan hitungan lembaga-lembaga survei, PBB tidak akan lolos ambang batas parlemen empat persen pada Pemilu 2019.

Karena itu, menurut dia, wajar kedua kubu pasangan capres atau cawapres tidak memperhitungkan PBB. "Kalau orang lain menganggap kita tidak penting, janganlah kita GR merasa diri kita penting,” kata dia. 

Yusril mengatakan partainya tidak perlu menjadi seperti orang menderita sakit jiwa dengan merasa sebagai partai yang penting dan besar atau megalomania. “Padahal kenyataannya kita tidak seperti itu," kata dia.

Namun, PBB tidak berkecil hati dengan hal tersebut. Sebaliknya, ia mengatakan, PBB tidak punya pilihan kecuali kerja keras dan fokus menghadapi pileg agar kembali eksis dan diperhitungkan. 

Hikmah lainnya dari tidak memberikan dukungan pada pilpres, yakni waktu PBB tidak perlu tersita hanya pada dukungan capres-cawapres. Sebab hal itu, ia meyakini, tidak akan ada manfaat apapun ke PBB. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement