REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menjelaskan alasan tidak menerima Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Menurut Syarief, nama Sandiaga tidak pernah dibicarakan sebelumnya.
"Pertama, karena tidak pernah dibicarakan. Tidak pernah dibahas. Kemudian yang kedua, ada sesuatu yang tidak jelas. Sesuatu itu kita lihat saja nanti," kata Syarief di kediaman Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sebelum melakukan rapat majelis tinggi, Jumat (10/8).
Ia mengatakan, hal yang dilakukan Gerindra tidaklah transparan. Oleh karena itu, Demokrat tidak menyetujui pilihan Prabowo terkait Sandiaga yang akan mendampinginya pada Pilpres 2019.
"Gerindra tidak curang, tapi tidak transparan," kata dia ketika ditanya pandangannya atas langkah Gerindra.
Petinggi Demokrat lainnya, Roy Suryo mengatakan arah dukungan partainya akan ditentukan pagi ini melalui rapat majelis tinggi. Apakah akan merapat ke kubu Jokowi yang komunikasinya dibangun setahun lalu, atau dengan kubu Prabowo yang hanya sebulan lalu, semuanya akan segera diputuskan.
Baca juga: Demokrat Tegaskan tidak akan Abstain
Suasana di depan kediaman Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jumat (10/8). Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
"Pasti akan mendukung salah satu karena memang dalam aturan Undang-undang, meskipun ada pendapat hukum yang mengatakan bisa saja KPU berubah. Tapi kami masih terbuka dengan opsi manapun," kata dia, sebelum memasuki kediaman SBY.
Partai Demokrat melakukan pertemuan majelis tinggi di kediaman SBY, Jumat pagi, dijadwalkan pukul 08.00 WIB. Pantauan Republika.co.id, sejumlah petinggi partai mulai berdatangan sebelum pukul 08.00 WIB.
Sebelumnya, terjadi polemik antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan calon wakil presiden yang akan mendampingi dirinya adalah Sandiaga Uno. Salah satu petinggi demokrat, Andi Arief bahkan menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus.
Pada Kamis (9/8) kedua partai mencoba merundingkan permasalahan mereka. Prabowo Subianto sempat mengunjungi kediaman SBY untuk melakukan komunikasi kelanjutan koalisi. Namun, pada akhirnya Demokrat tidak datang dalam deklarasi yang diadakan Prabowo malam tadi dan tidak setuju Sandiaga Uno sebagai pendamping mantan danjen Kopassus tersebut.
Baca juga: Bukan Prabowo, Tetapi Malah Jokowi Pilih Ulama Jadi Cawapres