REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menegaskan KH Ma’ruf Amin sebagai pasangannya untuk Pilpres 2019. Hal itu muncul setelah para ketua umum partai-partai pendukungnya menandatangani deklarasi pencalonan Jokowi-KH Ma’ruf Amin di Menteng, Jakarta, Kamis (9/10) sore.
Koalisi tersebut sudah final memilih mubaligh yang tidak lain ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bagaimana kemudian posisinya di MUI?
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, Buya Anwar Abbas, sampai sekarang pihaknya belum membicarakan lebih jauh soal dampak pencalonan KH Ma’ruf Amin bagi organisasinya. Dia juga tidak memperinci bagaimana mekanisme di internal MUI bila seorang ketua umum berpolitik praktis. Apakah yang bersangkutan harus mengundurkan diri, serta dengan mekanisme apa jabatan tersebut kemudian diisi orang lain.
“Belum dibicarakan. Belum dijawab kecuali setelah kami membaca ulang berkali-kali mengenai ketentuan yang menyangkut hal demikian. Bila sudah tidak ada ikhtilaf di antara kami, baru kami menyatakan sikap,” kata Buya Anwar Abbas saat dihubungi, Jumat (10/8).
(Baca: Qodari: Ma'ruf Amin Produk Interaksi Politik)
Seperti diketahui, calon pejawat Jokowi mengklaim telah mendengar masukan dari para ulama, ketua umum parpol, kubu relawan, dan masyarakat. Karena itu, dia maju untuk menarget kepemimpinan RI dua periode.
“Maka, dengan mengucap bismillah saya memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden,” ujarnya, di Jakarta Pusat, Kamis (9/8).
Lebih lanjut, Kepala Negara mengungkapkan beberapa alasan dipilihnya KH Ma’ruf Amin. Di antaranya adalah, perenungan dan sikapnya yang mendengar saran dari elemen masyarakat.
“Maka, saya memutuskan dan mendapat persetujuan dari parpol, yang akan mendampingi saya sebagai calon wakil presiden (cawapres) adalah KH Ma\'ruf Amin,” ucapnya di lokasi yang sama.
Sebelumnya, Prof Mahfud MD telah santer disebut-sebut sebagai bakal cawapres untuk Jokowi. Di menit-menit terakhir sebelum deklarasi, anggapan itu akhirnya buyar. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut akhirnya undur diri dari Menteng ke rumahnya di bilangan Kramat, Jakarta.