REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono menyampaikan kondisi Gunung Rinjani pascasejumlah gempa yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurutnya, berdasar data yang terekam oleh seismograf hanya berupa gempa tektonik dan gempa vulkanik negatif. "Tidak ada aktivitas gunung berapi," ujarnya di Mataram, NTB, Kamis (9/8).
Hal ini, kata dia, berdasarkan hasil koordinasi dengan pusat pengamatan vulkanologi Gunung Rinjani. Ia menambahkan, diperkirakan terjadi longsor pada sejumlah dinding kaldera. "Secara visual kondisi Gunung Rinjani saat ini masih tertutup kabut," kata dia.
Jalur pendakian Gunung Rinjani sendiri masih ditutup pascagempa pada Ahad (29/7) lalu.
Sepeda tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa bumi di Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB, Kamis (9/8).
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi susulan yang mengguncang daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) pascagempa utama 7 skala richter (SR) pada Ahad (5/8) malam hingga Kamis (9/8) malam sebanyak 392 kali.
"Update Gempa Bumi Lombok 7 skala richter (SR) selama5 Agustus 2018 sampai tanggal 9 Agustus 2018 pukul 21.00 WITA tercatat sebanyak 392 gempa susulan," kata Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Djatmiko, Kamis malam.
Lihat juga, Gempa Lagi, Satu Korban Tertimpa Runtuhan Bangunan.
Kendati demikian, kata dia, gempa bumi susulan yang dirasakan sebanyak 19 kali. Ia mengakui, jumlah gempa susulan ini mengalami peningkatan dibandingkan tadi pagi. Sebelumnya update gempa bumi Lombok 7,0 SR sampai Kamis pukul 08.00 WITA tercatat sebanyak 355 gempa susulan.