REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tinggal hitungan jam, Prabowo Subianto belum memutuskan pendampingnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sementara pesaingnya, Joko Widodo, sudah menunjuk Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin, sebagai cawapresnya.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan, koalisi Prabowo masih menunggu keputusan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selain PKS, Partai Gerindra juga masih menunggu sikap dari Partai Demokrat terkait kepastian koalisi dan cawapres.
Menurutnya, PKS akan menyampaikan pengumuman hasil dari sidang majelis syuro malam ini. Ia berharap malam ini koalisi Prabowo bisa mendapatkan kejelasan dan kepastian capres.
“Kalau saya lihat suasana Prabowo senyum banyak, semringah banyak gembira, itu menandakan kepastian," ujar Muzani menjelaskan di kediaman Prabowo di Jakarta, Kamis (9/8).
Muzani berharap, koalisi pengusung Prabowo Subianto tidak hanya beranggotakan tiga partai politik, tetapi empat partai. Apalagi, kata Muzani, masih ada waktu sampai Jumat (10/7) besok pagi untuk memutuskan siapa yang akan bergabung.
Karena itu, ia mengatakan, ada tenggat atau batasan waktu untuk memberikan kepastian. “Kami harus menjaga kebersamaan, kita harus menjaga persaudaraan yang sudah dijalin sebagai sebuah kesepakatan, tentu saja ada deadline. Kalau nanti pada waktunya tidak tentu, kita akan mengambil keputusan," kata Muzani.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, mengatakan, Prabowo Subianto mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) yang menjadi pasangannya pada kontestasi Pemilu Presiden 2019, di Jakarta, Kamis (9/8) malam. "Insya Allah, Pak Prabowo akan mengumumkan nama cawapres dan mendeklarasikan pasangan capres-cawapres nanti malam. Nama cawapres, sudah satu nama," kata dia di gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Nama cawapres yang akan diumumkan Prabowo kemungkinan besar adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno. Sejak Kamis pagi, namanya disebut-sebut hanya tinggal satu nama.
Ahmad Riza Patria menjelaskan, dipilihnya nama Sandiaga Uno adalah jalan tengah untuk mengakomodasi partai-partai politik mitra koalisi Partai Gerindra. "Setiap partai politik mitra koalisi mengusulkan kadernya. Kalau Pak Prabowo memilih pasangan dari salah satu parpol, maka parpol lainnya kurang nyaman," katanya.
Baca Juga: Hanafi: PAN ke Prabowo, Cawapres Zulkifli, UAS, atau Sandiaga