Kamis 09 Aug 2018 05:04 WIB

Kiai Said: Pak Mahfud Belum Pernah Jadi Kader NU

Said menilai NU tak terlibat dukung mendukung capres atau cawapres.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj
Foto: MG02
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menanggapi soal mencuatnya nama Mahfudz MD sebagai Cawapres Joko Widodo pada Pilpres 2019. Saat ditanya terkait sosok Mahfudz, Kiai Said mengatakan bahwa secara kultural Mahfudz memang berasal dari keluarga NU.

Namun, menurut dia, Mahfudz belum pernah menjadi kader NU lantaran tidak pernah aktif dalam organisasi kepemudaan NU.

"Pak Mahfudz orang yang belum pernah menjadi kader NU, apa ketua PMII, atau IPNU belum pernah, walaupun background keluarganya NU. Secara kultural NU. Tapi belum belum pernah menjadi aktivis NU," ujar Kiai Said kepada wartawan seusai menerima kunjungan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (8/8).

Said ditanya tentang sikap NU pada Pilpres, Kiai Said menegaskan bahwa NU sebagai organisasi kemasyarakatan tidak terlibat dalam dukung-mendukung pasangan Capres-Cawapres pada Pilpres 2019. Karena, menurut dia, NU bukan sebuah partai politik.

“Kalau NU sih gak dukung-dukungan. NU kok dukung. Partai politik yang mendukung-dukung itu. Kalau NU mendoakan, NU kan bagian itu, istighatsah, NU bagian itu,” kata KH Said.

Baca juga, PBNU Klarifikasi Soal Opsi Tinggalkan Jokowi.

Sementara, Cak Imin di tempat yang sama menjelaskan bahwa sampai saat ini Jokowi belum memutuskan siapa yang akan menjadi pendampingnya. Jika Jokowi memilih Cawapres selain dirinya, Cak Imin pun belum memikirkan untuk menarik dukungan.

"Belum terpikirkan (menarik dukungan). Tapi sampai tadi belum pasti siapa tadi, saya belum dengar calon wapresnya siapa. Sampai tadi belum jelas siapa Cawapresnya," kata Cak Imin.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI P terus berkomunikasi dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Selama ini, kata Hasto, hubungan PDI P dan PBNU berjalan baik.

"Hubungan kami secara institusi, secara kelembagaan, maupun juga secara personal sangat baik antara Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Kiai Ma'ruf Amin dan Kiai Said Aqil Siradj berjalan dengan baik," kata Hasto ditemui di depan kediaman Megawati Soekarnoputri, Jakarta pada Rabu malam.

Sebelumnya, Ketua PBNU Robikin Emhas menyampaikan kekhawatirannya bahwa warga Nahdliyin merasa tidak bertanggung jawab moral untuk menyukseskan kepemerintahan jika cawapres bukan dari kader NU.

Hasto menilai hal itu merupakan dinamika politik yang wajar menjelang penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Menurut Hasto, hal yang dilakukan PDI Perjuangan adalah mendengarkan dan memperhatikan dinamika politik yang terjadi.

Terkait nama Mahfud MD yang dikatakan oleh Robikin bukanlah kader PBNU, Hasto menjelaskan, partai akan mendengarkan aspirasi dan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak pendukung.

"Pada prinsipnya kami juga menghormati hak politik dari Presiden Jokowi bahwa siapa pun yang menjadi pendamping dari Pak Jokowi harus bisa bekerja sama dengan baik, kemudian juga memperkuat upaya-upaya untuk melakukan pemenangan itu, sesuai di dalam menjalankan kepemerintahan ke depan," kata Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement