Kamis 09 Aug 2018 01:00 WIB

Cawapres Prabowo, Gerindra Sebut AHY dan Sandi Masih Dibahas

Wasekjen Gerindra membantah adanya politik transaksional.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Bayu Hermawan
Andre Rosiade
Foto: Facebook
Andre Rosiade

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade membantah adanya politik transaksional antara Sandiaga Uno dengan PKS dan PAN. Andre menegaskan, tuduhan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu membayar Rp 500 miliar ke PKS dan PAN, tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Ya gak benarlah Bang Sandi kasih uang 500 miliar ke PKS dan PAN. Enggaklah. Gak ada transaksional seperti itu," tegasnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (8/8) malam.

Andre menambahkan, PKS juga telah membatah tuduhan dari petinggi partai yang diketuai Presiden Indonesia keempat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Gak benar itu. Kan PKS juga sudah bantah. Tak ada itu," tegasnya.

Ia menyesalkan adanya tuduhan politik transaksional kepada Gerindra, PKS, dan PAN. Apalagi, lanjutnya, hingga menghina Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) yang diusung untuk menantang pejawat Joko Widodo (Jokowi). Andre mengatakan, semua pihak harusnya bisa menahan diri dalam membuat pernyataan. Pasalnya, hingga saat ini koalisi pendukung Prabowo masih berdiskusi perihal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra itu.

"Terus terang sekarang nama itu (cawapres) masih dua di sana, Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan Bang Sandi," ungkapnya.

Karena itu, Andre melanjutkan, siapapun yang diputuskan akan tergantung kesepakatan partai koalisi. Ia mengajak semua pihak menunggu keutusan dari para pimpinan partai koalisi.  "Yang jelas politik transaksional itu tidak ada," kata dia.

Andre mengaku, ia tak mengetahui alasan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief mengucapkan tuduhan itu. Namun, ia akan menahan diri demi menjaga sopan santun berpolitik. "Kalau urusan kami kan berpolitik secara santun. Dengan berpolitik secara santun, kita jangan saling menuduh. kasihan, orang berdiskusi panjang lebar dari pagi sampai pagi, dituduh politik transaksional. Gak benar itu," ucapnya.

Baca juga: Ini Cicitan Elit Demokrat Soal 'Jenderal Kardus' Prabowo

Sebelumnya, politikus Partai Demokrat Andi Arief mengeluarkan pernyataan keras di akun twitternya, pada Rabu (8/8) malam. Ada dugaan Andi Arief kecewa dengan munculnya nama Sandiaga Uno sebagai cawapres dari Prabowo Subianto.

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus," cicit Andi Arief.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement