REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para ketua umum partai politik koalisi pendukungnya pada pemilihan presiden 2019 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (8/8) malam ini. Partai politik koalisi Jokowi akan membahas nasib Partai Amanat Nasional (PAN).
Ketua Umum PPP M Romahurmuziy mengatakan pembahasan terkait apakah PAN dapat bergabung dengan koalisi Jokowi atau tidak pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. PAN hingga saat ini belum menentukan apakah akan bergabung dalam koalisi parpol pendukung Jokowi atau tidak.
"Partai tersebut sekarang masih galau," kata Romi di gedung Tegar Beriman, Pemkab Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8).
Kebimbangan tersebut lantaran PAN termasuk dalam anggota koalisi Jokowi pada pemerintahan saat ini. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur merupakan kader PAN.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga beberapa kali bertemu dengan Jokowi baik di Istana Kepresidenan Bogor maupun di Istana Kepresidenan Jakarta. Terakhir, Zulkifli Hasan menemui Jokowi di Istana Jakarta pada Selasa (7/8) sore.
Kendati demikian, ia menambahkan, narasi-narasi dari kubu lawan, yakni Prabowo Subianto, sudah mengklaim PAN sebagai bagian dari mereka. "Partai tersebut sampai sekarang masih galau berat barangkali karena narasi-narasi yang dibangun selama ini narasi oposisi oleh seluruh pimpinan partai," kata Romi.
Romi mengatakan keputusan apakah PAN dapat bergabung dalam partai koalisi ini bukan ditentukan oleh Jokowi, melainkan oleh para ketua umum parpol yang telah menyatakan bergabung sebelumnya. Ia mengatakan, parpol koalisi Jokowi akan mempertimbangkan sejumlah hal terkait nasib PAN dalam pembahasan formasi koalisi malam ini.
Selain pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Zulkifli dengan Jokowi, ia mengatakan, partai koalisi juga mempertimbangkan tambahan dukungan. Romi mengatakan partai koalisi menyambut baik jika pada akhirnya PAN ikut bergabung dengan partai koalisi Jokowi sehingga dapat menambah kekuatan dukungan. "Sehingga, itulah yang akan kami pastikan pertemuan yang insyaallah akan digelar malam nanti," ujarnya.
Romi berharap PAN dapat menentukan arah dukungan terhadap koalisi pada malam ini. Kendati demikian, jika hingga malam ini PAN belum dapat menentukan arah dukungannya maka parpol koalisi Jokowi masih akan memberikan tenggat waktu satu hari lagi.
"Kalau partainya ini sudah memutuskan ya dia akan bergabung, tetapi, ya, kalau masih galau tingkat dewa mungkin masih butuh semalam lagi untuk soft landing," ujar Romi.
Romi mengatakan peluang menambah anggota koalisi ini merupakan hasil dari pertemuan antara para ketua umum dan Jokowi pada 23 Juli silam. "Seperti yang sudah berkali-kali kami sampaikan setelah pertemuan 23 Juli apakah koalisi ini masih akan bertambah lagi dengan parpol berikutnya atau tidak. Kalau mau ditanya siapa yang kemungkinan akan bertambah, tentu kita lihat kemarin PAN Ketumnya bertemu dengan Presiden," kata dia.
Pada Ahad (5/8), Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan para sekretaris jenderal koalisi Joko Widodo sepakat tidak melanjutkan proses lobi dengan PAN agar tetap di poros Jokowi. Menurut Hasto, sekjen koalisi saat ini hanya ingin fokus untuk persiapan pendaftaran dan pemenangan pasangan calon presiden Jokowi dan calon wakil presidennya nanti.
"Kami berfokus untuk menyiapkan seluruh tahapan-tahapan pemenangan bersama para sekjen, sehingga kami tidak melakukan lobi lobi lebih lanjut (ke PAN)," ujar Hasto di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta.
Kendati demikian, koalisi masih membuka jika PAN ingin bergabung ke poros Jokowi. Namun, kata Hasto, proses dialog tersebut diserahkan langsung ke Jokowi.
"Pada akhirnya tentu saja kesepakatan itu kami serahkan kepada bapak Jokowi. Tentu saja dimungkinkan untuk melakukan dialog itu," kata Hasto.