REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali melakukan manuver terkait Pilpres 2019. Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid akan meminta mandat ulang kepada para kiai Nahdlatul Ulama (NU) perihal dukungan ke Joko Widodo (Jokowi) jika Muhaimin Iskandar tidak dipilih sebagai cawapres Jokowi.
"Keputusan PKB mengusung Muhaimin sebagai cawapres dan mendukung Jokowi sebagai capres selama ini berdasarkan mandat para kiai NU," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/8).
Jazilil melanjutkan, hal itu untuk merespons sikap Jokowi yang belum memutuskan nama cawapres meski pendaftaran capres-cawapres telah dibuka di KPU RI sejak 4 Agustus kemarin. PKB pun belum rela bila Muhaimin tidak dipilih sebagai cawapres Jokowi.
Kondisi demikian, lanjutnya, memunculkan spekulasi poros ketiga dengan menggandeng PAN dan PKS yang juga belum solid di koalisi oposisi dan kemudian mengusung Gatot Nurmantyo-Muhaimin sebagai capres dan cawapresnya.
PAN dan PKS hingga saat ini juga belum memastikan akan mendukung Prabowo pada Pilpres 2019. Bahkan, Presiden PKS Shohibul Iman menyatakan poros ketiga masih sangat mungkin untuk dibentuk meski pendaftaran pilpres tinggal dua hari lagi. Majelis Syura PKS pun memutuskan untuk mengawal hasil ijtima GNPF Ulama pekan lalu.
Baca juga: Hasto Tepis Isu PKB Siapkan Poros Ketiga Pilpres
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menepis isu akan adanya poros ketiga yang dibentuk PKB. Ia menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu menjalin komunikasi intensif dengan partai pendukung pemerintah, termasuk PKB.
"Oh, tidak ada. Itu kan semua partai sudah bertemu dengan Presiden. Pertemuannya sangat baik dan solid," kata dia kepada wartawan, Jumat (3/8).
Kemungkinan terbentuk poros ketiga yang dibentuk PKB hadir setelah partai itu bertemu dengan para kiai untuk meminta rekomendasi ulama dalam ajang Pilpres 2019. "PKB juga bertemu denga kiai itu bagus. Karena PKB itu sejarahnya tak terlepas dari NU," ujar Hasto.