REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Vice President of Humanity Network Department Aksi Cepat Tanggap (ACT), Insan Nurrochman menyampaikan, begitu besar sumber daya yang akan dikerahkan untuk membangun kehidupan pascabencana gempa bumi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). ACT meyakini wakaf adalah solusi untuk membangun kembali Lombok.
"Dengan wakaf kita ingin bangun kembali Lombok pascabencana, kita memiliki pandangan sendiri dalam mengatasi, mengurangi risiko dan menangani korban bencana," kata Insan kepada Republika.co.id, Selasa (7/8).
Ia mengatakan, ACT berpandangan ada dua hal besar yang perlu dilakukan setiap kali terjun ke medan bencana. Pertama ACT melakukan penyelamatan kehidupan dan kedua membangun kehidupan.
Ia menerangkan, semua tindakan ACT dalam fase darurat melakukan tindakan penyelamatan kehidupan. ACT mencari, menolong dan menyelamatkan manusia seperti tindakan rescue dan lain-lain.
"ACT memberikan bantuan relief bagi pengungsi dengan memberikan bantuan logistik dan kebutuhan dasar bagi pengungsi," jelasnya.
Dijelaskan dia, tindakan penanganan medis dan penanganan psikososial yang akan diberikan ACT pada dasarnya adalah penyelamatan kehidupan. ACT meyakini dengan menyelamatkan satu jiwa pada dasarnya menyelamatkan seluruh jiwa. Ini tentang kehidupan manusia, ACT sangat menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan manusia.
Insan menjelaskan, yang kedua ACT membangun kehidupan. Setelah fase darurat tuntas, ACT akan konsentrasi untuk mengembalikan kehidupan korban bencana. Minimal mengembalikan kehidupan masyarakat seperti semula atau lebih baik lagi dari sebelumnya.
"Itulah prinsip kita, membangun kehidupan manusia, kita bangun kembali harapan hidup mereka, kita bangun kembali jiwa-jiwa mereka yang hancur karena bencana," ujarnya.
Dia menambahkan, ACT akan membangun kembali semua kebutuhan infrastruktur fisik yang sudah ada seperti rumah, masjid, sekolah, pesantren dan lain-lain. ACT juga membangun hati masyarakat yang terkena bencana supaya bisa menjalani kehidupan mereka kembali.