Selasa 07 Aug 2018 23:44 WIB

BMKG: Titik Panas di Aceh Turun

BMKG hanya mendeteksi dua titik panas di wilayah Aceh pada Selasa (7/8) sore.

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menunjukkan daerah yang rawan terjadi kebakaran lahan melalui monitor di Kantor BMKG Pekanbaru, Riau, Selasa (17/7).
Foto: ANTARA/Ron
Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menunjukkan daerah yang rawan terjadi kebakaran lahan melalui monitor di Kantor BMKG Pekanbaru, Riau, Selasa (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan, jumlah titik panas di wilayah Aceh terdeteksi oleh satelit menjadi turun. Pada Selasa (7/8) sore hanya dua titik yang terdeteksi.

"Sore ini, cuma dua titik panas di Aceh," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang, Zakaria Ahmad, di Aceh Besar, Selasa.

Kedua titik panas tersebut, lanjut dia, terkonsentrasi di dua kabupaten yang masing-masing di daerah Timur di Aceh yakni Bireuen, dan wilayah Tengah merupakan dataran tinggi di Aceh yakni Bener Meriah. Titik panas di Bireuen terpantau oleh satelit berada di Kecamatan Pudada dengan tingkat kepercayaan 65 persen, sedangkan di Bener Meriah di Kecamatan Permata dengan tingkat kepercayaan 42 persen.

Dalam dua hari terakhir, yakni Ahad (5/8), dan Senin (6/8), satelit mendeteksi 10 titik panas di lima kabupaten. Sebagian besar titik panas tersebut dalam kategori diduga titik api, dan telah menjadi titik api kebakaran hutan dan lahan di Aceh.

"Kedua titik panas di Aceh ini, belum termasuk kategori patut diduga. Tapi semua pihak terutama di daerah, perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi kebakaran lahan, mengingat saat ini puncak kemarau," ujar Zakaria.

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengklaim, telah 347,12 hektare jumlah hutan dan lahan terutama gambut kering dalam kondisi hagus terbakar selama dua bulan terakhir di Aceh pada 2018. "Total lahan terbakar periode Juni - Juli 2018 tercatat sejumlah 347, 12 hektare di delapan kabupaten," kata Kepala Pelaksana BPBA, Teuku Ahmad Dadek.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement